tirto.id - Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan gempa bumi di Jayapura, Papua, dengan magnitudo (M) 4,9 mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
"Antara lain Dermaga, DPRD, RS Provita, mal Jayapura, Swissbell hotel, ruko di Bucend II Entrop," kata Wafid melalui keterangan tertulis, Senin (2/12/2022).
Wafid menjelaskan berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura pada skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity).
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
"Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," ucapnya.
Masih berdasarkan data Badan Geologi, pantai utara Jayapura tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar antara 2,87 m hingga 4,38 m.
Wafid menjelaskan Kota Jayapura yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang dan pada bagian selatan merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.
Wilayah ini pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier berupa batuan metamorf, batuan berumur Tersier (batuan sedimen, batu gamping), dan endapan Kuarter berupa endapan pantai, endapan sungai, dan endapan rawa.
Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter, batuan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif berarah timur laut–barat daya, dan mekanisme sesar oblik dengan komponen normal," ujar Wafid.
Atas kondisi tersebut, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.
Badan Geologi menyarankan Bangunan di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura agar dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi dan harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi
Lantaran Kota Jayapura tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, Badan Geologi mendorong upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," tutur Wafid.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi mengguncang kawasan Kota Jayapura dan sekitarnya pada 01:24:33 WIB, Senin (2/1/2023).
Data BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut berkekuatan Magnitudo 4.9. BMKG mencatat pusat gempa Kota Jayapura tersebut berada pada titik koordinat 2.53 LS 140.74 BT.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan