tirto.id - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menyadari, sebaran imunisasi di Indonesia masih mengalami hambatan, salah satunya dari pemahaman masyarakat yang belum memadai tentang perlunya imunisasi bagi anak.
"Masih ada kelompok masyarakat yang takut memberikan imunisasi kepada anaknya karena dua hal yaitu mengandung babi dan takut ada penyakit tertentu yang dibawa masuk melalui imunisasi," ujarnya usai menghadiri acara 'Imunisasi Lengkap, Indonesia Sehat' di Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2019).
Menurut faktor rumor yang beredar bahwa vaksin imunisasi terdapat kandungan dari babi yang membuat sebaran imunisasi menjadi terhalang.
Padahal menurutnya, masyarakat harus bisa mengacu kepada Majelis Ulama Indonesia sebagai salah satu lembaga keagamaan formal yang bisa dijadikan rujukan. Selain mencari jawaban atas kabar sumir tersebut kepada media sosial.
"Kalau sudah ada fatwa dari MUI, yah bismillah. Ulama itu kan ada wadahnya. Lebih baik kita dengarkan ulama, dari pada orang-orang yang tidak kita tahu siapa," ujarnya.
Lanjutnya, jika memang masyarakat dengan perspektif agamanya masih belum bisa menerima kehadiran imunisasi bagi anak-anaknya. Baiknya ditunjukkan bukti-buktinya saja, yang menyatakan bahwa imunisasi memang tidak baik.
Sebab menurutnya, jika ketidaksetujuan tersebut hanya berdasarkan "katanya" atau karena hal yang belum jelas faktanya. Hal tersebut malah akan menyesatkan masyarakat yang hendak melakukan imunisasi.
"Malah kita yang menyebabkan orang itu dhaif. Kan, kita harus melahirkan anak yang sehat. Kalau anak itu sehat karena vaksin dan imunisasi, harus kita lakukan. Menolak kemudharatan itu lebih prioritas ketimbang kebajikan," ujarnya.
Pada lain kesempatan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Oscar Primadi mengatakan, ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan program imunisasi antara lain terkait pasokan vaksin, manajemen vaksin dan layanan vaksin yang belum memadai sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya.
Hal tersebut kian ditambah oleh isu negatif tentang vaksin dan daya pengetahuan masyarakat akan manfaat imunisasi yang juga masih terbatas.
"Tantangan ini harus kita sikapi dengan tepat dan sungguh-sungguh agar hambatan pada pelaksanaan program imunisasi bisa dihindari dan agar segenap rakyat Indonesia terlindungi dari PD3I," ujarnya di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019).
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dhita Koesno