Menuju konten utama

Ilmuwan Temukan Materi Terhitam di Dunia yang Tak Tembus Cahaya

Ilmuwan tak sengaja menemukan materi terhitam yang tidak tembus cahaya.

Ilmuwan Temukan Materi Terhitam di Dunia yang Tak Tembus Cahaya
Kubah Besar Institut Teknologi Massachusetts. foto/istockphoto

tirto.id - Tim Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan seniman Diemut Strebe melapisi berlian kuning dengan sejenis nanotube carbon dan membuat berlian kuning tersebut berubah menjadi hitam pekat, 100 persen tidak tembus cahaya.

Dilansir Live Science, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ACS Applied Material & Interfaces pada 12 September 2019 ini menyebutkan, bahan pelapis nanotube ini adalah materi terhitam yang pernah dibuat. Nanotube menyerap 99,995 persen cahaya yang menimpanya.

"Material kami sepuluh kali lipat lebih hitam dari apa pun yang pernah ditemukan," kata Brian Wardle, profesor aeronatik dan astronotik di MIT, yang memimpin penelitian ini.

Ia dan tim menciptakan materi ini secara tidak sengaja. Mereka sedang mencoba merancang proses untuk mengembangkan carbon nanotube, sebuah senar karbon mikroskopis di sebuah aluminium foil.

Permasalahannya, setiap lapisan karbon teroksidasi setiap kali mengenai udara terbuka, menghasilkan penghalang kimia antara aluminium foil dan karbon nanotube.

Tim kemudian berupaya menghilangkan penghalang tersebut dengan merendam foil ke air asin lalu memasukkannya ke oven agar tidak terkena udara terbuka.

Jutaan nanotube berkembang, bergerombol menyerupai bulu-bulu. Foton cahaya yang masuk ke gerombolan karbon tersebut tidak dapat menembus permukaan kertas tersebut.

Foil itu kemudian berubah menjadi sangat hitam, pekat, dan pinggiran aluminium sampai tidak terlihat dengan sekilas pandang.

"Saya ingat betapa hitamnya nanotube karbon saat awal dikembangkan, setelah perkembangan berlangsung materi itu tampak lebih gelap," Kata Kehang Cui, profesror di Universitas ShangHai JIa Tong, rekan Wardle dalam tim penelitian tersebut.

"Jadi saya pikir saya harus mengukur reflektansi optik sampel." tambahnya.

Cui dan rekan membandingkan reflektivitas lapisan nanotube baru dengan yang sudah dikembangkan ini, juga dengan materi terhitam sebelumnya, Vantablack.

Peneliti menemukan, lapisan nanotube yang dikembangkan ini jauh lebih hitam hingga menyerap cahaya apa pun yang masuk, dari mana pun sisi cahaya ditembakkan.

Material Vantablack sebelumnya adalah materi terhitam yang pernah ada, dan menyerap cahaya sebesar 99,96 persen. Dengan kemampuan nanotube menyerap 99,995 persen cahaya, maka nanotube menyerap cahaya sepuluh kali dari materi terhitam yang pernah ada, RT News mewartakan.

Selanjutnya, material terhitam ini dapat digunakan dalam teleskop dan kamera untuk menghilangkan silau, dan komunitas dirgantara sudah menaruh minat atasnya.

Ahli astrofisika pemenang Nobel John Mather sedang mempertimbangkan menggunakannya untuk melapisi teleskop dengan warna hitam pekat untuk melindungi teleskop luar angkasa.

Engadget melaporkan, pameran materi hitam ini dipamerkan dengan judul "The Redemptin of Vanity" dengan menggunakan berlian 16,78 karat berwarna kuning natural dan dilapisi dengan nanotube karbon.

Setelah dilapisi, berlian yang tadinya memiliki super kilau senilai dua juta dolar AS tersebut kini hanya sebuah benda hitam datar yang tidak tembus cahaya.

Wardle menyatakan, materi ini dapat lebih hitam lagi, atau ilmuwan lainnya akan menemukan materi terhitam lainnya.

"Yang lain akan menemukan materi yang lebih hitam lagi, dan kita akan memahani mekanisme di baliknya, lalu dapat menciptakan materi hitam absolut," kata Wardle.

Baca juga artikel terkait PENEMUAN ILMIAH atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra