tirto.id - Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Ilham Habibie mengkritik tenaga pengajar di sektor vokasi yang tidak pernah bekerja di industri.
Menurutnya, sebagai pengajar, mereka perlu memiliki pengalaman bekerja sehingga materi yang diajari tidak sekadar mengambil dari teks tertulis.
“Sehingga apa yang diajarkan tidak dihayati sehingga normatif saja dari buku dan tidak memberikan peningkatan daya saing siswamya,” ucap Ilham yang juga anak pertama dari Presiden ke-3 RI B.J. Habibie kepada wartawan saat ditemui di JW Marriot, Rabu (20/11/2019).
Ilham mengatakan persoalan ini menjadi salah satu dari sekian masalah dalam pendidikan vokasi. Di samping masalah guru,bahan ajar yang kurang relevan dengan dunia kerja atau industri juga jadi masalah.
Menurutnya hal ini perlu segera dibenahi karena fokus pemerintah untuk lima tahun ke depan adalah pengembangan sumber daya manusia. Dengan kata lain jangan, masalah ini tak boleh menghambat Indonesia untuk meningkatkan daya saing industri.
“Pendidikan penting dan cerita lama, vokasional kita dinilai kurang efektif karena bahan ajar jika dibandingkan dengan keperluan industri kadang kurang relevan,” ucap Ilham.
Ilham juga menambahkan bahwa pendidikan vokasi perlu diarahkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi seperti otomatisasi sampai kecerdasan buatan.
Ia mencontohkan, kemampuan pemprograman (coding) sampai desain perlu diajarkan kepada tenaga kerja. Paling tidak menurutnya ada literasi teknologi yang dibangun.
“Teknologi sangat mengubah banyak hal, orang-orang dengan literasi teknologi tinggi kemungkinan besar dapat job, kalo kurang akan kesulitan mendapat kerja,” pungkasnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana