tirto.id - Massa Aksi Bela Tauhid turun ke jalan pada hari ini, Jumat (26/10/2018), sejak waktu Jumatan tadi. Aksi yang mereka lakukan merupakan respons dari pembakaran bendera bertuliskan tauhid yang diduga mirip dengan bendera ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kabupaten Garut pada Senin (22/10/2018) lalu.
Dari banyaknya peserta aksi yang turun ke jalan, tidak sedikit yang masih berusia muda dan duduk di bangku sekolah. Salah satunya adalah Hilal. Ia datang bersama kedua temannya yang masih sebaya, yakni Dafa dan Alfi.
Ketiganya sama-sama duduk di Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hilal mengatakan dirinya tahu ada aksi ini dari informasi yang beredar lewat WhatsApp maupun Facebook.
“Tadi sampai sini setelah Jumatan di Kampung Pulo. Ke sini bertiga naik Metro Mini,” kata Hilal kepada Tirto di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Jumat (26/10/2018).
Hilal dan kedua kawannya mengaku ikut aksi di luar jam belajar sekolah. Mereka pun mengaku telah mendapatkan izin dari orang tua masing-masing sebelum berangkat.
Hilal mengaku baru sekali ini ikut aksi turun ke jalan. Namun, ia tidak memberikan informasi secara lengkap saat disinggung mengenai motivasinya ikut serta dalam aksi.
“Ikut karena untuk membela tauhid. Kan kemarin sempat ada [bendera] dibakar tuh di Garut tanggal 22 lalu,” ujar Hilal.
Berbeda dengan Hilal, kawannya yang bernama Dafa mengatakan ini bukan pertama kalinya ia ikut aksi. Sebelumnya, ia sempat turut serta dalam aksi 212 pada Desember 2016 lalu.
Menurut Dafa, aksi kali ini memang tidak seramai saat itu. Namun, Dafa menyebutkan bahwa semangat yang diusungnya masih tetap sama, yakni membela agama Islam.
“Datang ke sini karena kemauan sendiri. Enggak ada yang koordinir. Waktu 212 dulu juga datang karena keinginan sendiri. Waktu itu ikutnya juga bareng teman-teman,” ucap Dafa kepada Tirto di lokasi yang sama.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto