tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, menguat 9,34 poin atau 0,17 persen ke posisi 5.356 pada perdagangan hari ini, Senin (31/8/2020). Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ5 naik 1,97 poin atau 0,23 persen menjadi 849,71.
Perdagangan pun diprediksikan berpotensi naik sejalan dengan positifnya bursa saham regional Asia sebagaimana ditulis Tim Riset Samuel Sekuritas di laporannya. Bursa saham regional Asia pada hari ini menguat, ditunjukkan dengan indeks Nikkei yang dibuka menguat 417,63 poin atau 1,83 persen menjadi 23.300,28, indeks Hang Seng naik 381,58 poin atau 1,5 persen ke 25.803,64 poin, dan indeks Straits Times menguat 16,13 atau 0,64 poin ke 2.555,76.
Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Jumat, (28/8/2020), akhir pekan lalu, didorong oleh pidato Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell. Ia mengatakan bahwa akan ada kebijakan baru bank sentral AS terkait penargetan inflasi.
Harga emas yang kembali bangkit dari koreksi ke level 1.964 per troy ounce atau naik 1,8 persen dari harga sebelumnya, menjadi pemicu penguatan IHSG hari ini.
Pada minggu ini, beberapa sentimen yang diperkirakan akan memengaruhi pergerakan IHSG adalah data ketenagakerjaan AS periode Agustus 2020. Data tersebut akan dirilis minggu ini dan diperkirakan tingkat pengangguran akan turun 9,8 persen bulan ini dari sebelumnya 10,2 persen pada Juli.
Terkait pandemi COVID-19, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa vaksin anti-virus Corona dapat tersedia mulai 3 November 2020. Namun, vaksin yang dikembangakan oleh AstraZaneca di Inggris lah yang akan rilis lebih awal karena uji coba yang selesai pada akhir bulan ini. Sementara iu, uji coba vaksin buatan Moderna akan selesai pada November-Desember 2020.
Akhir IHSG Pekan Lalu
Pada akhir pekan lalu, Jumat (28/8/2020), IHSG ditutup melemah dipicu aksi ambil untung atau akri profit taking oleh para investor. IHSG ditutup pada 5.346,66 uai melemah 24,81 poin atau 0,46 persen dan indeks LQ45 turun 4,92 poin atau 0,58 persen menjadi 847,75.
Sebagaimana dituturkan oleh analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, pelemahan tersebut lebih disebabkan minimnya data makroekonomi domestik maupun global yang mampu memberikan dampak positif yang besar terhadap pasar. Oleh karenanya, aksi profit taking terjadi.
IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan sesi pertama. Namun, tak lama IHSG terus melemah dan berada di zona merah hingga akhir perdagangan di sore hari. Penutupan tersebut diiringi dengan aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp1,13 triliun.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora