tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.798 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Kamis (13/4/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.809 dan terendah ada di level 6.791.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp323 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.564 triliun. Selain itu, setidaknya ada 156 saham yang bergerak menguat dan 101 saham melemah. Sementara sisanya 247 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.735 – 6.867. Setelah pada perdagangan perdagangan perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah sebesar -0,18 persen atau -12,35 poin di level 6.798.
Pergerakan indek dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, Bank Indonesia melaporkan Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Februari 2023 tercatat tumbuh positif 0,6 persen YoY, mencapai sebesar 201,2. Membaik dibanding bulan sebelumnya yang masih terkontraksi sebesar -0,6 persen YoY.
Sementara itu, perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan Maret 2023 meningkat 4,8 persen YoY. Lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 0,6 persen YoY. Hal tersebut dipicu oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta sub Kelompok sandang,
Adapun Kelompok peralatan informasi dan komunikasi juga tercatat membaik dari bulan sebelumnya meski masih berada dalam fase kontraksi.
Dari mancanegara, Amerika Serikat mencatat inflasi pada Maret 2023 melandai ke level 5 persen YoY dibanding periode sebelumnya pada level 6 persen YoY. Hal tersebut di bawah konsensus sebelumnya pada level 5,2 persen YoY.
Pada periode bulanan inflasi tercatat turun ke level 0,1 persen MoM, lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar 0,4 persen MoM dan lebih rendah dari consensus 0,2 persen MoM. Inflasi inti tercatat sesuai dengan konsensus 5,6 persen YoY.
Inflasi tersebut melandai seiring dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM), namun harga sewa rumah masih cukup tinggi membuat inflasi inti masih kuat.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin