tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terkonsolidasi pada perdagangan pagi ini, Jumat (8/4/2022). Posisi IHSG diperkirakan masih berada pada rentang 6.988 sampai dengan 7.167.
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat pada sesi penutupan perdagangan Kamis kemarin. Indeks berhasil meningkat 0,32 persen atau bertambah 23 basis poin ke level 7.127 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya.
"Hari ini IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi," kata CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya dalam risetnya, Jumat (8/4/2022).
William mengatakan, pergerakan IHSG masih terlihat betah berada dalam area konsolidasi wajar dengan potensi tekanan yang masih cukup besar dalam rentang jangka pendek.
"Sehingga pola pergerakan hingga beberapa waktu mendatang masih cenderung bergerak sideways," imbuhnya.
Namun, kata William, momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek, menengah maupun panjang.
Berikut ini beberapa rekomendasi dari Indosurya Bersinar Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi dicermati pada perdagangan hari ini, diantaranya adalah:
- TLKM
- BBNI
- JSMR
- ICBP
- BBRI
- SMRA
- CTRA
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper menambahkan, ada beberapa saham layak dicermati pada perdagangan hari ini. Dia pun merekomendasikan saham INDY Indika Energy Tbk dengan target price 2.710 - 2.750, tingkat masuk 2.600 - 2.640, dan stop loss 2.580.
"Breakout resistance dengan volume yang masih cukup tinggi mengindikasikan potensi penguatan. Target Price/Entry Level/Stop Loss upgraded," jelasnya.
Selain INDY, Dennies juga merekomendasikan saham MPPA Matahari Putra Prima Tbk. MPPA masih menarik dicermati dengan target price 410 - 420, tingkat masuk 380 - 390, dan stop loss 374.
"Bergerak di sekitar support tren konsolidasi jangka pendek. Stochastic bergerak di sekitar level oversold mengindikasikan peluang penguatan," ujarnya
Disclaimer:Artikel ini merupakan rekomendasi dan analisis saham dari analis sekuritas yang bersangkutan, bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Apabila akan membeli/menjual saham, pelajari lebih teliti dan tiap keputusan ada di tangan investor.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri