tirto.id - Pada perayaan Hari Raya Idul Adha yang tahun ini jatuh pada Minggu (11/8/2019), umat Muslim di Indonesia biasanya akan menyiapkan hewan kurban untuk disembelih dan dibagikan, seperi daging kambing dan sapi.
Hasil dari penyembelihan itu nantinya akan diolah menjadi masakan yang disajikan dalam perayaan Idul Adha dalam rangka menjamu kerabat, sanak saudara atau keluarga yang datang. Selain nikmat untuk disantap, ternyata daging merah dari kedua hewan tersebut juga memiliki nilai gizi didalamnya.
Secara umum daging kambing merupakan daging yang cukup populer di dunia terutama di kawasan Timur Tengah. Namun, tidak untuk di sejumlah negara lain yang menganggap daging kambing itu keras dibandingkan dengan daging babi, domba atau sapi.
Meskipun begitu, menurut laman Global News, daging kambing disebut lebih rendah lemak dan mengandung lebih banyak protein ketimbang daging sapi.
Selain itu, daging kambing juga memiliki tingkat kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah.
Ditambah dengan adanya kandungan zat besi dan protein yang tinggi, daging kambing bisa dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi siapapun yang mencari daging merah sehat dan ingin menjaga berat badan.
Hal ini berkaitan dengan penjelasan dari situs Live Strong yang mengatakan, satu porsi daging kambing sendiri hanya mengandung 4 persen lemak jenuh dari 20 gram total perhari yang dianjurkan oleh Food and Drug Administration.
Adapun beberapa manfaat dari daging kambing itu yakni menurunkan risiko peradangan dalam pembuluh darah, menstabilkan detak jantung, dan mencegah kanker.
Daging sapi pun juga memiliki manfaatnya sendiri seperti untuk pembentukan massa otot, baik bagi pertumbuhan anak - anak, mempertajam daya ingat, memelihara sistem saraf pusa dan peningkatan sel darah merah.
Hanya saja, kedua daging merah ini bisa menjadi membahayakan jika mengonsumsi bagian yang salah seperti lemak dan jeroan serta dalam pengolahannya.
Pemberian bumbu yang berlebihan dan penggunaan minyak yang kualitasnya buruk akan membuat konsumsi daging merah itu menjadi berbahaya.
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Agung DH