tirto.id - "Selama 29 tahun pertama hidupnya, Thomas John Watson bukanlah siapa-siapa," tulis Kevin Maney dalam The Maverick and His Machine (2004). Ia adalah warga Amerika Serikat biasa yang berasal dari Upstake, New York. Namun, semuanya berubah ketika Watson memutuskan hijrah ke Dayton, Ohio, pada 1903.
Di Dayton, Watson memulai mimpinya. Ia bekerja sebagai staf pemasaran pada National Cash Register (NCR), perusahaan yang bergerak di bidang self-service kiosk, point-of-saleterminal, teller machine, dan check processing system.
Tahun berlalu, Watson sukses bekerja di NCR. Pada 1913, Watson bahkan dipromosikan menjadi general sales manager, posisi nomor dua di NCR. Namun, jalannya tidak mulus. Banyak tantangan yang harus ia hadapi ketika berada di perusahaan ini. Pada 1903, misalnya, demi memuluskan langkah NCR menguasai industri yang digelutinya, Watson harus rela "ditendang" dari perusahaan.
Kala itu, atasannya, John Henry Patterson, menyuruh Watson menciptakan anak perusahaan yang menjual self-service kiosk, point-of-sale terminal, teller machine, dan check processing system versi bekas. Maka, dengan modal 1 juta dolar AS serta restu ayahnya yang mengatakan tawaran itu sebagai "peluang besar," lahirlah The Watson Second-Hand Cast Register Company.
Maney, masih dalam bukunya, menyebut bahwa The Watson Second-Hand Cast Register Company merupakan perusahaan yang "sangat sukses dan menghasilkan keuntungan melimpah bagi induk perusahaan." Terlebih, perusahaan itu beserta NCR sukses "meng-knock-out industri ini".
Sayang, hal itu tidak bertahan lama. Karena NCR dan anak usahanya dianggap memonopoli pasar, Watson dan bosnya terkena sanksi anti-monopoli. Keduanya terdepak. Namun, karena pengalaman Watson yang dianggap sukses, pada 1914 ia direkrut oleh perusahaan bernama Computing-Tabulating-Recording. Perusahaan ini didirikan oleh Julius E. Pitrap, Alexander Dey, Herman Hollerith, dan Willard Bundy pada 16 Juni 1911, hari ini 108 tahun lalu.
Ya, secara umum tak banyak orang tahu apa itu Computing-Tabulating-Recording. Nama perusahaan ini besar selepas Watson, yang kemudian menjadi bos Computing-Tabulating-Recording Company, menggantinya menjadi International Business Machine alias IBM pada 1924.
Jasa Besar IBM
Di awal kemunculannya, IBM merupakan perusahaan yang menyasar korporasi sebagai pangsa pasarnya. IBM alias si Big Blue menyajikan berbagai layanan teknologi dan bahkan mempeloporinya.
Mulai dari Automated Teller Machine (ATM), floppy disk, hard disk drive, magnetic stripe card, SQL, hingga barcode yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk mempermudah operasional mereka merupakan sejumlah layanan yang diciptakan raksasa teknologi itu.
Namun, perusahaan ini baru dikenal luas oleh masyarakat pada awal dekade 1980-an. Kala itu, IBM merilis IBM PC, sebuah komputer yang dalam editorial majalah Byte edisi November 1983 disebut sebagai sebagai "komputer yang sukses mentransformasi industri komputer. Yang dengan hanya mengganti software, komputer dapat memiliki fungsi berbeda."
Sebagai catatan, sebelum IBM PC lahir, komputer hanya dibuat hanya untuk menjalankan satu tugas khusus.
Steven S. Ross, dalam kolomnya di majalah Byte edisi November 1983, menegaskan bahwa IBM PC berhasil mengeluarkan komputer dari kotak keeksklusifan. Komputer IBM dapat menjalankan ribuan software, sebuah hal yang sebelumnya muskil dilakukan. Mulai dari penjadwalan digital hingga word processing, semuanyasanggup dilahap IBM PC.
Frank Gens dan Chris Christiansen dalam tulisan mereka di majalah Byte edisi November 1983 memperkirakan bahwa kala IBM PC baru lahir, ada 3.000 software yang bisa digunakan untuk "mengganti" fungsi komputer.
Sejarah mencatat, pada dekade 1970-an hingga 1980-an, IBM menjadi penguasa dunia komputer. Mereka menguasai hampir 70 persen pangsa pasar di dunia komputer saat itu. Hingga akhir 1983, urai Frank Gens dan Chris Christiansen, sekitar satu juta unit IBM PC berhasil terjual.
Apa yang sesungguhnya membuat IBM sukses? Riset. Di awal dekade 1980-an, IBM merupakan perusahaan yang mengantongi 11 ribu hak paten. Kala itu, saban tahun IBM mengucurkan dana sekitar 3 miliar dolar AS untuk melakukan penelitian.
Hal yang sama juga terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Merujuk data Statista, dalam 10 tahun terakhir, IBM tak kurang mengeluarkan dana lebih dari 5 miliar dolar AS untuk riset.
Pada 2009, IBM mengeluarkan uang senilai 5,82 miliar dolar untuk riset. Di 2010, angkanya naik menjadi 6,03 miliar dolar. Lalu, pada 2011 menjadi 6,26 miliar dolar dan 6,3 miliar dolar pada 2012. Pada 2013, angkanya sempat turun menjadi 6,23 miliar dolar. Pada periode 2014 hingga 2018, dana riset IBM berada di kisaran antara 5,2 miliar dolar hingga 5,73 miliar dolar.
Dengan dana riset yang melimpah, IBM menjadi salah satu perusahaan penerima paten terbanyak. Di 2018 sendiri, mereka setidaknya telah memperoleh 9.100 paten.
Namun, dengan menjamurnya komputer berharga murah buatan Cina, IBM kembali beralih fokus. Salah satu tandanya, mereka menjual lini PC dengan merek "ThinkPad" ke Lenovo senilai 1,75 miliar dolar pada 2004 silam. IBM, kini, telah kembali ke titik awal: Menyasar layanan business-to-business (b-to-b).
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara