Menuju konten utama
Hukum Bacaan Mim Sukun

Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain Beserta Contoh dan Pengertiannya

Hukum bacaan idgham mutamatsilain adalah dengan memasukkan bacaan mim sukun dengan huruf mim sesudahnya sembari didengungkan. Apa pengertian & contohnya?

Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain Beserta Contoh dan Pengertiannya
Sejumlah santri dan santriwati membaca Al Quran bersama saat mengaji malam 'selikuran' di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

tirto.id - Hukum bacaan idgham mutamatsilain termasuk bagian dari bahasan mim sukun (مْ) yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, yaitu huruf mim sendiri. Cara membaca idgham mutamatsilain adalah dengan meleburkan mim sukun dengan huruf mim setelahnya disertai dengan bunyi dengung. Lantas, apa pengertian idgham mutamatsilain dan contohnya?

Untuk membaca Al-Quran, setiap muslim harus memahami ilmu tajwid dengan baik dan benar. Apabila ayat Al-Quran dibaca tanpa mengikuti kaidah tajwid, maknanya akan melenceng dan berubah dari yang seharusnya.

Salah satu bahasan ilmu tajwid adalah hukum mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah. Hukum mim mati atau mim sukun terdiri dari konsep ikhfa syafawi, idgham mimi atau idgham mutamatsilain, dan izhar syafawi.

Tulisan ini akan membahas mengenai konsep idgham mutamatsilain, mulai dari pengertian, hukum bacaan, dan contoh-contohnya.

Pengertian Idgham Mutamatsilain dalam Ilmu Tajwid

Dalam bahasa Arab, idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) artinya memasukkan. Sementara itu, mutamatsilain (ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ) artinya dua hal yang sejenis. Nama lain dari idgham mutamatsilain adalah idgam mitsli atau idgham mimi.

Dengan demikian, idgham mutamatsilain dalam ilmu tajwid artinya memasukkan bacaan huruf sejenis yang berjejer, yang mana huruf pertamanya dileburkan dengan huruf keduanya sebab dua huruf tersebut memiliki sifat dan makhraj yang sama.

Dalam kasus hukum bacaan mim mati bertemu dengan huruf mim (مْ bertemu dengan م), cara membacanya seperti melafalkan mim yang bertasydid. Huruf mim pertama dimasukkan ke mim kedua, kemudian didengungkan atau diberi ghunnah.

Hukum bacaan idgham mutamatsilain adalah dengan melafalkan mim sembari didengungkan, serta wajib memasukkan huruf mim pertama ke huruf mim kedua. Posisi bibir ketika membaca idgham mutamatsilain dalam kondisi tertutup dan sedikit bergetar untuk mendengungkan bacaan mim tersebut.

Contoh kata yang tergolong dalam idgham mutamatsilain adalah لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ (bacaan latinnya: Lahum ma yattaquun), هُمْ مَااِنْفَقُوْا (Hum ma infaquu), لَكُمْ مَا سَاَلْتُمْ (Lakun ma saaltum), dan كُنْتُمْ مُسْلِمِيْنَ (Kuntum muslimiin).

Lebih umum lagi, sebenarnya bahasan idgham mutamatsilain tidak sebatas pada huruf mim sukun bertemu dengan mim, melainkan huruf-huruf hijaiyah yang lain bertemu dengan huruf yang sama. Namun, bedanya semua idgham mutamatsilain selain mim tidak didengungkan, kecuali idgham mimi ini.

Contoh idgham mutamatsilain yang lain (selain mim) adalah kata: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ (bacaan latinnya: Qod dakholuu). Dalam kasus ini, huruf dal mati yang pertama dimasukkan ke huruf dal selanjutnya, namun tidak dibaca dengan ghunnah.

Contoh Bacaan Idgham Mutamatsilain dalam Al-Quran

Berikut ini contoh bacaan Al-Quran yang memuat kaidah tajwid idgham mutamatsilain.

1. QS. Al-Mulk Ayat 12

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Bacaan latinnya: "Innallażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrung kabīr"

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar," (QS. Al-Mulk [67]: 12).

2. Al-Baqarah Ayat 38

قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Bacaan latinnya: "Qulnahbiṭụ min-hā jamī'ā, fa immā ya`tiyannakum minnī hudan fa man tabi'a hudāya fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn"

Artinya: "Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati," (QS. Al-Baqarah [2]: 38).

3. Al-Baqarah Ayat 64

ثُمَّ تَوَلَّيْتُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ ۖ فَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Bacaan latinnya: "Tsumma tawallaitum mim ba'di żālika falau lā faḍlullāhi 'alaikum wa raḥmatuhụ lakuntum minal-khāsirīn"

Artinya: "Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi," (QS. Al-Baqarah [2]: 64).

Baca juga artikel terkait IDGHAM MUTAMATSILAIN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi