Menuju konten utama

Apa Itu Hujan Meteor Perseid, Kapan Terjadi, & Lokasi Melihatnya

Jika Anda ingin melihat puncak hujan meteor Persaid, waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah pada 13 Agustus 2022, pukul 02.00 WIB.

Apa Itu Hujan Meteor Perseid, Kapan Terjadi, & Lokasi Melihatnya
Seorang pria mengarahkan senternya ke Bimasakti saat puncak hujan meteor Perseid di taman nasional Mavrovo di Macedonia, Minggu (12/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Ognen Teofilovski

tirto.id - Fenomena langit berupa hujan meteor Persaid berlangsung mulai 14 Juli hingga 1 September 2022.

Menurut LAPAN, puncak hujan meteor Persaid ini akan terjadi pada 13 sampai 14 Agustus 2022 dan bisa Anda saksikan dengan mudah atau tanpa alat bantu apapun di Indonesia saat kondisi langit cerah.

Jika Anda ingin melihat puncak hujan meteor Persaid, waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah pada 13 Agustus 2022, pukul 02.00 WIB.

Puncak hujan meteor Persaid ini akan terjadi ketika bumi melewati bagian dengan puing terbanyak dalam jalur orbit komet Swift-Tuttle.

Apa itu hujan meteor Persaid dan asal usul namanya?

Perseid adalah salah satu hujan meteor yang memiliki intensitas tinggi. Menurut NASA intensitas maksimum Perseid bisa mencapai 100 meteor per jam dengan kecepatan 37 mil (59 km) per detik.

Meski begitu, intensitas maksimum hujan meteor Perseid ternyata bisa berbeda-beda sesuai ketinggian titik radian. Berdasarkan laporan LAPAN, intensitas Perseid di Indonesia berkurang menjadi sekitar 36 hingga 61 meteor per jam.

Sementara ketinggian titik radiannya saat kulminasi antara 20,9 hingga 37,8 derajat. Selain intensitasnya tinggi, hujan meteor Perseid juga terkenal karena kerap dibarengi kemunculan bola api (fireball).

Hujan meteor Perseid biasanya akan terjadi setiap tahun di bulan Agustus, yaitu ketika bumi mengorbit melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle.

Komet tersebut merupakan badan induk dari meteor Perseid. Dilansir dari laman EarthSky, komet Swift-Tuttle yang pertama kali diamati pada 1862, mengorbit matahari setiap 133 tahun. Para ahli memperkirakan komet Swift-Tuttle akan mengorbit kembali pada 2126.

Sesuai penjelasan di laman Pusat Sains Antariksa LAPAN, es dan batuan komet yang tertinggal di jalur orbit komet Swift-Tuttle akan ditarik oleh gaya gravitasi bumi.

Material-material itulah yang kemudian akan bergesekan dengan atmosfer bumi. Akibat gesekan itu, serpihan komet terbakar dan bercahaya layaknya bintang jatuh. Fenomena ini disebut hujan meteor karena jatuh dan melintasi langit bumi dalam jumlah yang banyak sehingga tampak seperti hujan.

Adapun titik kemunculan hujan meteor Perseid terletak di konstelasi Perseus. Sehingga begitulah meteor Perseid mendapatkan namanya.

Baca juga artikel terkait HUJAN METEOR PERSEID atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya