Menuju konten utama

14 Agustus 2022 Hari Terakhir Puncak Hujan Meteor Perseid

Hari Minggu, 14 Agustus 2022 menjadi kesempatan terakhir untuk menyaksikan fenomena langit hujan Meteor Perseid.

14 Agustus 2022 Hari Terakhir Puncak Hujan Meteor Perseid
Seorang pria mengarahkan senternya ke Bimasakti saat puncak hujan meteor Perseid di taman nasional Mavrovo di Macedonia, Minggu (12/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Ognen Teofilovski

tirto.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan bahwa puncak hujan meteor Perseid akan jatuh pada 13 dan 14 Agustus 2022. Dengan demikian, hari ini, Minggu (14/8/2022) menjadi kesempatan terakhir untuk menyaksikan fenomena langit tersebut.

Hujan meteor Perseid pertama kali dideteksi pada 1867 hingga 1870 oleh G. Zezioli. Mengutip @lapan_ri Perseid merupakan hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus sehingga dinamakan Perseid.

Hujan meteor Perseid merupakan fenomena hujan meteor terkuat yang terjadi antara Juli hingga September. Intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 100 meter per jam dengan kecepatan 59 km per detik.

Menurut LAPAN hujan meteor Perseid berasal dari sisa-sisa debu komet Swift-Turttle yang mengorbit Matahari selama ribuan tahun. Fenomena hujan meteor itu bisa disaksikan setiap kali Bumi mengorbit melintasi jalur komet tersebut.

Komet Swift-Turttle sendiri merupakan komet yang mengorbit matahari setiap 133 tahun. Menurut EarthSky komet tersebut akan mengorbit kembali pada 2126.

Lokasi dan Waktu Terbaik untuk Melihat Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor Perseid dapat disaksiskan di seluruh wilayah Indonesia tanpa bantuan alat optik khusus.

Wilayah Sabang atau yang selintang dapat direkomendasikan mengamati fenomena tersebut pada pukul 23.00 WIB. Sedangkan, untuk wilayah Pulau Rote dan selintang dapat mengamati mulai pukul 01.00 WITA hingga 25 menit sebelum matahari terbit.

“Terbaik itu bisa teramati sesudah tengah malam sampai dengan menjelang subuh,” kata Peneliti ahli utama di Pusat Riset dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin seperti yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Thomas mengatakan bahwa cuaca cerah akan sangat berpengaruh terhadap kenampakan fenomena tersebut. Oleh karena itu, pastikan untuk memantau ramalan cuaca terlebih dahulu.

Hujan Meteor sebaiknya diamati di tempat luas yang bebas dari polusi cahaya ataupun penghalang lain yang mengganggu medan pandang.

Meskipun dapat dilihat dengan mata telanjang, interfensi cahaya Bulan yang terletak di dekat zenit saat titik radian Perseid terbit dapat mengganggu pengamatan.

Namun, ini tidak terlalu banyak terpengaruh kecuali bagi pengamat yang ingin mengabadikan fenomena tersebut menggunakan citra, foto, ataupun video.

Baca juga artikel terkait HUJAN METEOR PERSEID atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy