Menuju konten utama

Huawei Bersiap Untuk Perjanjian Anti Mata-mata dengan Inggris

Huawei telah berkomitmen untuk melakukan perjanjian anti mata-mata dengan Inggris. 

Logo Huawei ditampilkan di kantor utama raksasa teknologi asal China di Warsawa, Polandia, pada hari Jumat, 11 Januari 2019. Badan Keamanan Internal Polandia menuduh seorang manajer Cina di Huawei di Polandia dan salah satu mantan perwira sendiri dengan spionase terhadap Polandia atas nama China. (Foto AP / Czarek Sokolowski)

tirto.id - Huawei Tech sedang mempersiapkan ketentuan dan perjanjian untuk tidak memfasilitasi espionasi Cina jalur belakang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Telekomunikasi Cina, pada Selasa (14/5/2019).

“Kami akan menandatangani perjanjian tanpa mata-mata dengan pemerintah, termasuk pemerintah Inggris. [Hal ini dilakukan] untuk membuat peralatan kami memenuhi standar tanpa mata-mata, tanpa standar jalur belakang,” kata Liang Hua, seorang perwakilan Huawei pada Konferensi yang disponsori oleh perusahaan di London, dikutip South China Morning Post.

Perjanjian tersebut berawal dari imbauan AS kepada negara-negara rekannya untuk tidak menggunakan teknologi dari Huawei untuk membangun infrastruktur telekomunikasi 5G.

Amerika telah melarang penggunaan perangkat Huawei dan mengklaim perusahaan tersebut membahayakan keamanan nasional karena melayani pemerintah Cina untuk mengakses jaringan dan menghimpun data pengguna.

Ren Zhengfei, pendiri dan CEO Huawei menolak dengan tegas tuduhan tersebut, dan Tim Watkins, perwakilan Huawei untuk Eropa Barat berjanji akan menutup perusahaan jika mereka kedapatan membantu pemerintah Cina melakukan aksi spionase dan menggunakan data pengguna.

“[Ren] jelas-jelas tidak pernah meminta data konsumen atau informasi apapun,” kata Watkins pada Selasa (14/5/2019).

Bulan lalu, Inggris memutuskan melalui Konselor Keamanan Nasional (NSC), untuk tidak menggunakan perangkat Huawei untuk insfrastruktur inti.

Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Inggris merujuk pada hukum intelijen Cina yang mengharuskan perusahaan bekerja sama dengan pemerintahan jika diminta.

Hal tersebut, membuat Huawei bisa saja dipaksa untuk memenuhi tuntutan pemerintah untuk tugas-tugas intelijen.

Pada Selasa (14/5/2019), seperti diwartakan The Guardian, Hunt sedang dalam proses membuat persetujuan yang mana jika harus menggunakan perangkat Huawei untuk pengembangan jaringan 5G, Inggris tidak akan pernah berkompromi dengan tindakan intelijen apapun.

Liang Hua menilai hukum pemerintah Cina yang mewajibkan perusahaan bekerja sama untuk kepentingan intelijen tersebut hukum yang tidak mengikat, yang artinya jika Huawei menolak, tidak dianggap sebagai kejahatan. Dengan kata lain, Huawei berhak menentukan sikapnya sendiri.

Liang juga menandaskan bahwa Huawei akan terus menunggu keputusan terhadap kebijakan jaringan 5G di Inggris.

Dia mengatakan, Inggris seharusnya membuat keputusan berdasarkan risiko perjanjian, dan menambahkan bahwa Huawei tidak akan berhenti hanya karena takut.

Berdasarkan laporan dari Oxford Economics, Huawei menyumbang 287 juta euro kepada perekonomian Inggris dan memberikan kontribusi berupa suplai produk dan pekerja dengan total penghasilan 1,7 miliar euro. Perusahaan juga mempekerjakan 1,6 ribu orang di Inggris sejak 2001.

Di sisi lain, Intelijen Inggris menyebut bahwa Huawei bisa sangat beresiko, dan hal tersebut karena ada sel khusus yang dibuat oleh perusahaan untuk memonitor perangkat lunak Huawei yang sekaligus digunakan agar perangkat lunaknya tidak dapat dieksploitasi.

Sir Michael Fallon, mantan menteri keamanan mengatakan Inggris perlu memperhatikan peringatan Amerika dan melarang penggunaan Huawei sepenuhnya. Kebijakan tersebut telah dilakukan Amerika dan Australia.

Baca juga artikel terkait MATA-MATA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo