tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan tempat menginap di Hotel Grand Cempaka untuk para tenaga medis yang menangani kasus virus corona (Covid-19) di ibu kota.
Sebanyak 400-an tenaga medis, baik dokter maupun perawat, disebut menginap di hotel milik BUMD Jakarta Tourisindo (Jaktour) tersebut, pada hari ini.
"Tadi siang Pak Gubernur [Anies Baswedan] bilang baru ada 138 orang. Tetapi setelah konpers, langsung mendadak banyak sekali animo yang masuk," kata Direktur Utama Jaktour, Novita Dewi di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (26/3/2020) seperti dilansir Antara.
"Jadi, hari ini hingga malam nanti diperkirakan sampai 400 tenaga medis yang akan menginap," tambah dia.
Novita menjanjikan pengelola Hotel Grand Cempaka akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada para tenaga medis tersebut.
"Kami berikan penginapan yang layak kemudian juga makan itu free flow, baik pagi, siang, malam, snack. Jadi kapan mereka lapar, kami siapkan," ujar dia.
Selain itu, kata Novita, kamar tempat menginap para tenaga medis tersebut disemprot disinfektan setiap hari untuk memastikan ruangan tetap steril.
Novita belum mengetahui waktu bagi para tenaga medis dapat kembali ke rumahnya. Para tenaga medis diminta menginap di hotel itu hingga pandemi COVID-19 bisa diatasi dan dikendalikan.
Sementara siaran pers Jakarta Tourisindo menyatakan Hotel Grand Cempaka menyediakan 220 kamar yang dilengkapi dengan 414 tempat tidur untuk para tenaga medis Covid-19.
Selain Grand Cempaka, Jakarta Tourisindo akan menyiapkan 2 hotel lainnya untuk menampung tim Medis Covid-19. Jadi total ada tiga hotel yang disiapkan Pemprov DKI untuk menampung tenaga medis yang menangani kasus virus corona di ibu kota.
Pemprov DKI juga menyediakan 15 bus TransJakarta dan 50 bus sekolah khusus untuk keperluan antar-jemput para tenaga medis yang tinggal di hotel milik Jakarta Tourisindo.
Mengutip pernyataan resmi Jaktour, Pemprov DKI menyediakan hotel untuk tempat menginap para tenaga medis itu karena ada kasus perawat dan dokter mendapat perlakuan diskriminatif, bahkan ada dari mereka yang diusir oleh warga sekitar tempat mereka mengontrak tempat tinggal.
Sebagian dari para tenaga medis itu ada juga yang enggan pulang karena takut keluarga mereka tertular virus corona. Hal itu membuat banyak tenaga medis memilih menginap sementara waktu di rumah sakit.
Editor: Agung DH