tirto.id - Kasus demam babi Afrika (African Swine Fever) telah terdeteksi di sebuah rumah pemotongan hewan di Hong Kong yang mendorong pemerintah setempat memusnahkan sebanyak 6.000 ekor babi di fasilitas tersebut.
Melansir AP News, Sekretaris Pangan dan Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, dalam pernyataannya, Jumat (10/5/2019), mengatakan, virus yang tidak dapat disembuhkan itu telah ditemukan pada seekor babi. Pemusnahan tersebut sebagai langkah antisipasi.
Babi tersebut diimpor dari sebuah peternakan di provinsi Guangdon, Cina. Wabah ini telah berlangsung selama beberapa bulan dan mengakibatkan kerugian peternakan.
Chan mengatakan, pemusnahan ini diperlukan untuk pembersihan secara menyeluruh dan agar disinfeksi dapat dilakukan.
"Konsekuensinya pengoperasian rumah potong hewan Sheung Shui ditutup semetara," imbuh Chan.
“Kami akan meningkatkan pengawasan dan juga pemerikasaan terhadap babi, dan saat ini kami sedang mengumpulkan sampel dari babi dengan gejala ASF [African Swine Fever] untuk pengujian, kami terus tingkatkan,” ujarnya lagi.
Dia mengatakan, pasokan daging babi segar di wilayah itu akan berkurang dalam waktu dekat tetapi masih ada pasokan babi yang tersedia di rumah potong hewan lainnya namun dalam jumlah terbatas.
Daging babi telah dianggap sebagai daging pokok di Cina, dengan kasus ini membuat harga serta ketersediannya menjadi masalah nasional.
Kekurangan pasokan telah meningkatkan permintaan untuk daging babi dari produsen di AS di tengah hubungan Cina dan AS sedang dalam persaingan perdagangan yang sengit.
Tidak seperti flu babi, demam babi Afrika tidak dapat ditularkan ke manusia dan Chan mengatakan bahwa daging babi yang dimasak dengan baik aman untuk dikonsumsi.
Kekhawatiran tentang penyebaran demam babi baru–baru ini juga telah menyebabkan penyelenggaraan World Pork Expo di Iowa, AS dibatalkan.
Sementara di Rusia juga sedang dilanda demam babi Afrika ini dan beberapa orang berspekulasi wabah yang terjadi di Cina kemungkinan berasal dari babi di Rusia.
Editor: Ibnu Azis