Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Wabah Mpox Sudah Menyebar ke Manado

Pihak RSUP Kandou, Dinkes Sulut, dan Dinkes Manado, menyatakan informasi ini hoaks. Pasien suspek Mpox telah didiagnosis menderita herpes.

Hoaks Wabah Mpox Sudah Menyebar ke Manado
Header Periksa Fakta Mpox di Manado. tirto.id/Fuad

tirto.id - Wabah virus Mpox menjadi sorotan publik belakangan ini. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) telah menetapkan keadaan darurat terkait wabah Mpox pada pekan kedua Agustus 2024.

WHO mengambil langkah tersebut setelah terjadi peningkatan kasus dan kematian akibat Mpox di negara-negara Afrika. Peningkatan dan kematian itu disebabkan oleh virus Mpox klad 1b. WHO melaporkan peningkatan kasus akibat klad 1b terjadi di Kongo dan negara Afrika lainnya. Hingga awal Agustus 2024, kasus Mpox sudah tercatat lebih dari 15.600 kasus dan 537 kasus kematian.

Di Indonesia, menurut data Kesehatan Kemenkes (Kemenkes), terdapat 88 kasus Mpox antara tahun 2022-2024. Rincian persebaran kasusnya, paling besar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi. Kemudian Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten sembilan konfirmasi, Jawa Timur tiga konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta tiga konfirmasi, dan Kepulauan Riau satu konfirmasi.

Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes (Kemenkes), Achmad Farchany Tri Adryanto, menjelaskan kalau sampai 22 Agustus 2024 lalu, tersisa satu kasus aktif Mpox dan pasien menjalani isolasi dalam keadaan umum baik.

Pihak Kemenkes juga menyebut kalau kasus Mpox di Indonesia, seluruhnya varian klad 2b, berbeda dengan yang klad 1b yang menyebar di sejumlah negara di Afrika.

Namun, di media sosial, ketakutan masyarakat akan persebaran virus Mpox masih tinggi. Sejumlah unggahan sempat beredar tentang isu persebaran Mpox di Jember maupun Bali, juga isu mengenai akan dilakukannya lockdown akibat Mpox. Namun, berdasarkan penelusuran Tirto, tiga klaim tersebut telah terbukti merupakan hoaks.

Terbaru, Tirto menemukan sebuah unggahan di media sosial yang menyebut temuan kasus Mpox di wilayah Manado, Sulawesi Utara. Unggahan dengan klaim ini salah satunya disebar akun "Faisaluber Faizaluber"(arsip) di Facebook.

Hati" so di manado skarang ni panyaki ini,” begitu bunyi pesan di media sosial tersebut pada 15 September 2024. Beserta pesan tersebut, terdapat dua buah tangkapan layar.

Foto Periksa Fakta Mpox di Manado

Foto Periksa Fakta Mpox di Manado. foto/hotline periksa fakta tirto

Tangkapan layar pertama berisi percakapan di aplikasi pengiriman pesan yang menyebut penyakit Mpox yang telah masuk ke Bali. Sementara tangkapan layar kedua berisikan informasi di komunitas Facebook yang menyebut adanya temuan kasus Mpox di Rumah Sakit Kandou, Manado. Unggahan tersebut hanya mendapat sembilan impresi (tanda suka dan emoji), serta empat komentar, tetapi sudah dibagikan ulang sebanyak 362 kali.

Terkait klaim temuan virus Mpox di RS Kandou, juga kami temukan dari unggahan akun Facebook "Ei Anggrainy" (arsip) pada 11 September 2024 berikut. Akun tersebut mengambil tangkapan layar yang sama dan telah disebarkan ulang sebanyak 111 kali.

Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar virus Mpox sudah masuk ke Manado?

Pemeriksaaan Fakta

Sedikit bahasan mengenai Mpox, penyakit ini disebabkan oleh Orthopoxvirus. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Meski begitu, penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Gejala Mpox umumnya berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.

Berdasar informasi dari artikel WHO, wabah Mpox sempat ditetapkan WHO sebagai Penyakit Darurat Kesehatan Global (PHEIC) pada tahun 2022 lalu. Seiring dengan melandainya kasus, pada Mei 2023, status tersebut dicabut. Pada 14 Agustus 2024, status PHEIC kembali diumumkan terkait Mpox, setelah terjadi peningkatan kasus dan kematian akibat mpox di negara-negara Afrika.

Penyakit Mpox sebelumnya dinamakan cacar monyet. Belakangan, nama itu dihapus WHO karena terkesan rasis dan berbau stigma, sehingga resmi diganti menjadi Mpox pada tahun 2022 lalu.

Soal kabar Mpox yang menyebar di Manado, Sulawesi Utara, Tirto mencoba melakukan penelusuran. Mula-mula kami mencoba mencari informasi soal klaim tersebut menggunakan mesin pencarian Google. Hasilnya tidak ditemukan adanya informasi yang mendukung klaim tersebut.

Situs RSPU Prof Dr R.D Kandou Manado bahkan sudah mengeluarkan pernyataan kalau informasi tersebut adalah hoaks.

"Berita tersebut adalah hoaks," tegas dr. Wiyono, Manager Tim Kerja Pelayanan Medik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dalam keterangan resmi rumah sakit, Kamis (12/9/2024).

Dokter Yono, sapaan akrab Wiyono, menjelaskan, ada seorang pasien perempuan berusia 61 tahun, yang masuk rumah sakit akibat kelainan kulit. Pasien tersebut telah melalui prosedur pemeriksaan dan langkah pencegahan Mpox.

"Pasien tersebut kami lakukan dengan prosedur Mpox yaitu pemeriksaan laboratorium dan swab atau hapusan tenggorok, apusan nasofaring, apusan lesi, dan hapusan anus. Ilmu kulit menyimpulkan bahwa pasien tersebut didiagnosis herpes atau biasa disebut dengan muntah ular," jelas dr Yono.

Dia menegaskan kembali kalau di RSUP Kandou, Manado belum ada pasien dengan kasus Mpox. dr Yono juga mengimbau "Kami mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang tidak benar dan dapat menimbulkan kepanikan," tambahnya.

Pihak rumah sakit juga mengharapkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta mengikuti protokol kesehatan, yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran penyakit menular.

Tirto juga menemukan pemberitaan dari TVRI Sulawesi Utara yang mendukung pernyataan dr. Yono. Dinas Kesehatan Sulawesi Utara (P2P) dan Dinas Kesehatan Manado menegaskan kalau tidak ada pasien yang dicurigai Mpox di Sulawesi Utara hingga 12 September 2024.

Kami juga sempat melihat gambar yang disertakan dalam tangkapan layar unggahan. Terlihat ada dua gambar dalam dua tangkapan layar tersebut. Gambar pertama yang menunjukkan seorang perempuan dengan lesi di badannya. Sementara gambar kedua menunjukkan seorang pria dengan lesi menonjol di wajahnya.

Kedua foto tersebut telah beredar di media sosial sebelumnya dalam unggahan-unggahan yang terbukti hoaks. Foto pertama terkait kasus Mpox di Bali, gambar tersebut tidak terbukti terkait dengan klaim. Sama halnya dengan gambar kedua, foto pria dengan bintik di sekujur wajah dan tubuhnya tersebut, sempat dinarasikan sebagai pria Pj Bupati Brebes yang terjangkit Mpox. Informasi ini, berdasarkan penelusuran Tirto, terbukti sebagai hoaks.

Kesimpulan

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, klaim virus Mpox sudah masuk Manado bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Pihak RSUP Kandou, Manado, Dinas Kesehatan Sulawesi Utara, dan Dinas Kesehatan Manado menegaskan tidak ada pasien dengan diagnosis Mpox di wilayah tersebut. Pasien yang dicurigai menderita Mpox, setelah melalui pemeriksaan, ternyata menderita penyakit herpes.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - News
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty