tirto.id - Jelang gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, gerak-gerik dan pernyataan para bakal calon presiden (bacapres) selalu menarik perhatian media dan publik.
Salah satu yang terbaru dan hangat diperbincangkan di media sosial adalah tentang pidato Anies Baswedan—bacapres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP)—di Gelora Bung Karno.
"OCEH4N ANIES DI GBK - TU4I PROTES KERAS DARI RAKYAT P4PUA," tulis akun Facebook "Noopener" pada Sabtu (22/7/2023). Dalam unggahan tersebut terdapat video berdurasi 12 menit 38 detik.
Sampai dengan Jumat (28/7/2023), video itu sudah disaksikan sebanyak 210 ribu kali, menulai 3.400 impresi (likes dan emoticons), serta 3.330 komentar.
Terdapat video serupa yang diunggah oleh akun lain di Facebook. Di platform YouTube juga ditemukan setidaknya dua video serupa, masing-masing telah ditonton setidaknya 20 ribu kali. (tautan 1, tautan 2).
Lantas, benarkah ada pidato Anies yang menuai protes keras dari masyarakat Papua?
Penelusuran Fakta
Dari pengamatan Tim Riset Tirto usai menyaksikan keseluruhan video, terdapat cuplikan pidato Anies Baswedan yang menjadi bahasan utama video.
Cuplikan tersebut berasal dari pidato Anies Baswedan saat Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem pada pertengahan Juli 2023 lalu. Acara itu diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), seperti yang diklaim dalam unggahan.
Di awal pidatonya, Anies sempat menyinggung soal Papua dalam konteks memulai perubahan dan perbaikan untuk Indonesia.
"Dari Papua kita mulai defilenya, dan Insya Allah dari Papua juga kita kirim pesan bahwa Indonesia akan meraih keadilan dalam waktu yang tidak lama lagi," ucap Anies, dikutip Tirto dari dokumentasi tvOneNews.
Selain potongan pidato itu, video yang diunggah oleh akun Facebook "Noopener" menukil bagian lain dari acara tersebut, termasuk doa bersama yang dipimpin Anies Baswedan dan pidato yang disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Video ini juga mengambil beberapa komentar masyarakat, dua di antaranya memperkenalkan diri sebagai masyarakat Papua.
Tim Riset Tirto kemudian melakukan penelusuran lewat Yandex dengan metode reverse search image. Hasilnya, diketahui kalau potongan komentar tersebut diambil dari video yang diunggah di cuitan Twitter ini, pertama kali dipublikasikan pada 2020.
Berdasarkan pengamatan Tim Riset Tirto, komentar masyarakat yang dikutip dalam cuplikan video itu merupakan testimoni positif terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Terdapat satu komentar yang mengkritik Anies, tetapi berkaitan dengan politik identitas. Secara keseluruhan, komentar masyarakat yang disisipkan dalam video itu tidak ada yang membahas soal pidato Anies di GBK.
Mendekati akhir video, konten berisi penyampaian informasi yang oleh narator. Berdasarkan hasil transkrip dari narasi yang dibacakan, ditemukan kalau informasi itu bersumber dari dua artikel.
Artikel pertama berjudul "Pidato Politik Anies Baswedan di Apel Siaga Perubahan Partai NasDem Singgung Soal Papua" dari laman abatanews, tayang pada Minggu (16/7/2023). Artikel kedua berasal dari Bisnis.com dengan judul "Pidato Politik di GBK, Anies Lagi-lagi Singgung Soal Keadilan" yang dipublikasikan Minggu (16/7/2023).
Terdapat kutipan Anies dalam kedua artikel tersebut, pidato Anies menjadi bahasan utamanya. Meski begitu, tidak ditemukan adanya narasi tentang protes dari warga Papua seperti yang disebutkan dalam klaim.
Video unggahan akun Facebook "Noopener" juga mengambil footage dari kegiatan Anies saat berkunjung ke Papua, serta beberapa kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Papua saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. (tautan 1, tautan 2, tautan 3). Keseluruhan dokumentasi itu tidak menunjukkan adanya protes dari warga Papua kepada Anies.
Lebih lanjut, dari hasil penelusuran di mesin pencarian Google, tidak ada tanggapan dari masyarakat Papua tentang pidato Anies di acara Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Tim Riset Tirto, tidak ditemukan satu pun narasi dari sumber kredibel yang membenarkan ada protes soal pidato Anies Baswedan dari masyarakat Papua.
Oleh karena itu, klaim yang diunggah oleh akun Facebook "Noopener" tersebut dapat dikategorikan sebagai informasi yang salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Shanies Tri Pinasthi