tirto.id - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai budaya literasi di kalangan masyarakat Indonesia selama ini rendah karena kegemaran membaca tidak didorong sejak di sekolah.
Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji mengatakan gerakan literasi di mayoritas sekolah di Indonesia selama ini lesu sehingga tidak banyak siswa gemar membaca buku.
"Lihat saja perpustakaan-perpustakaan di sekolah, jarang ada siswa yang mampir, apalagi kerasan berlama-lama di sana," kata Ubaid kepada reporter tirto di Jakarta pada Jumat (11/1/2019).
Ubaid menyesalkan para guru selama ini terlalu sibuk dengan hal-hal administratif sehingga lalai untuk menumbuhkan minat baca kepada murid-muridnya.
"Gara-gara literasi yang rendah ini, masyarakat bingung membedakan mana hoaks dan fakta. Ini terjadi karena mereka tidak punya tradisi literasi yang kuat," ujarnya lagi.
Sampai memasuki tahun 2019, Ubaid belum melihat adanya perubahan minat baca di Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Oleh karena itu, Ia masih menantikan peranan pemerintah untuk segera membuat langkah yang serius untuk memperkuat budaya literasi di sekolah dengan membuat program secara nasional dan merata hingga daerah.
"Perlu digalakkan secara nasional dan diturunkan menjadi program-program prioritas di daerah hingga ke desa-desa," kata dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom