Menuju konten utama

HIPMI: Indonesia Juga Butuh "Vaksin Ekonomi" Hadapi Pandemi

HIPMI menyebut Indonesia membutuhkan vaksin lain selain vaksin COVID-19 dalam menghadapi pandemi, yakni vaksin ekonomi.

HIPMI: Indonesia Juga Butuh
Refleksi pekerja konstruksi dari jendela kaca sebuah bangunan di kawasan bisnis utama di Jakarta, Indonesia, Jumat, 21 Mei 2010. AP Photo/ Tatan Syuflana.

tirto.id - Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming menyebut Indonesia membutuhkan vaksin lain selain vaksin COVID-19 dalam menghadapi pandemi, yakni vaksin ekonomi. Vaksin tersebut penting untuk pengembangan ekonomi Indonesia di masa depan.

"Vaksin COVID-19 untuk memberikan kekebalan, vaksin ekonomi untuk mendorong daya saing dan transformasi ekonomi, vaksin COVID-19 terbuat dari virus yang dilemahkan. Vaksin ekonomi berupa inovasi dan teknologi yang dikuatkan," kata Maming saat memberikan sambutan Rapat Kerja Nasional XVII HIPMI 2021 di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

Maming menuturkan, inovasi dan teknologi penting dalam meningkatkan produktivitas, daya saing dan transformasi sebuah negara. Dengan kehadiran vaksin ekonomi, perekonomian Indonesia bisa semakin produktif, berdaya saing dan mampu mengejar ketertinggalan Indonesia dengan dunia global.

Maming yakin, penerapan teknologi dapat meningkatkan produktiftas di kalangan pengusaha muda dengan biaya yang lebih efisien. "Pengalaman kami selama ini, hanya dengan penerapan teknologi, kita dapat menjadi pemain ekonomi global," kata Maming.

Maming lantas mencontohkan bagaimana pengusaha muda bermain dalam dunia tambak udang. Lalu pengelklaan aspal buton menjadi aspal berkualitas bagus, penggunaan batu bara sebagai elpiji, serta penggunaan gas sebagai metanol. Tidak lupa penggunaan nikel ore untuk eksport mobil listrik.

"Semua karena teknologi, sayangnya semuanya, sebagian besar masih dikuasai bangsa lain tanpa ada upaya penciptaan dan pengembangan dari anak bangsa," kata Maming.

Maming menyebut inovasi dan teknologi tidak jatuh dari langit, tapi lahir dari keseriusan anak bangsa dalam meneliti dan mengembangkan teknologi.

Oleh karena itu, Maming mendorong agar penguatan inovasi teknologi diikuti dengan kemitraan antara kampus dan lembaga penelitian sebagai inovator, didukung oleh lembaga pemerintah di bidang riset dan teknologi, dikembangkan oleh dunia usaha dan dibiayai oleh lembaga pembiayaan. Ia berharap, keempat lembaga bisa bersinergi untuk penguatan teknologi.

"Sekiranya keempat kelembagaan ini dapat terhubung dan bekerjasama dengan baik, kita akan melihat bangkitnya perekonomian Indonesia yang lebih berdaya saing dimasa depan," kata Maming.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri