tirto.id - Hendropriyono, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sekaligus bekas Ketua Umum PKPI, mengatakan pemilihan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan tepat belaka. Bekas Danjen Kopassus itu dianggap mampu mengemban tugas dengan baik, terutama mengatasi radikalisme.
"Prabowo paling mengerti bagaimana menghadapi radikalisme itu. Menurut saya itu sudah benar," ucap Hendropriyono kepada reporter Tirto saat ditemui usai peluncuran dan bedah buku di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Hendro tidak menjelaskan apa radikalisme yang dia maksud. Ini sebenarnya penting mengingat para politikus dan elite kerap keliru menggunakan istilah radikal. Namun mengingat konteksnya, barangkali yang Hendro maksud adalah ekstremisme agama.
Hal ini semakin dipertegas lewat pernyataan Menhan sebelum Prabowo, Ryaizard Ryacudu. Dalam acara serah terima jabatan, Kamis (24/10/2019), Ryamizard berpesan kepada Prabowo untuk menyelesaikan persoalan radikalisme, "terutama ISIS, dan khilafah." "Kami semua mohon pak Prabowo melanjutkan [pemberantasannya]." Dan Prabowo menyanggupi.
Prabowo sebenarnya telah berkali-kali menyinggung perkara ini. Tahun lalu, kala masih berstatus calon presiden, Prabowo sempat bilang kalau "pemimpin yang baik itu bisa meredakan segala bentuk radikalisme." Orang-orang, tambahnya, jadi radikal karena "kehilangan harapan, frustrasi, pesimis."
Saat Wiranto ditusuk seorang anggota sel teroris di Banten, Prabowo mengatakan itu juga karena radikalisme. Dan ia "mengutuk" segala bentuk terorisme dan radikalisme.
Selain menyebut Prabowo orang yang tepat mengisi pos pertahanan, Hendropriyono juga mengatakan ada menteri yang tidak sesuai dengan latar belakang keilmuannya.
"Ada yang memiliki latar belakang yang tidak sesuai seperti pengalaman, pengetahuan. Teori dan praktik juga tidak ada, tetapi dia memimpin kementerian itu," katanya.
Hendro memang tak menyebut nama, tapi faktanya memang ada menteri yang ciri-cirinya seperti yang Hendro sebut. Katakan saja, Mendikbud Nadiem Makarim yang sebenarnya seorang pengusaha di bidang teknologi informasi.
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Rio Apinino