Menuju konten utama

Hari Nusantara 13 Desember 2021: Sejarah dan Tujuan

Hari Nusantara pertama kali dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999, namun diresmikan di era Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001.

Hari Nusantara 13 Desember 2021: Sejarah dan Tujuan
Sejumlah personel TNI AL melakukan aksi penyelamatan kecelakaan kapal saat demo laut peringatan puncak Hari Nusantara Nasional di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/12/2017). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

tirto.id - Indonesia akan segera memperingati Hari Nusantara yang ke-20. Hari nasional yang diperingati setiap tanggal 13 Desember itu tahun ini akan jatuh pada Senin (13/12/2021).

Dilansir dari laman Kemenko Marves, Hari Nusantara pertama kali dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999. Namun, peresmiannya sebagai hari nasional baru dilakukan pada 2001 di era Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Keputusan Nomor 126 tahun 2001.

Sejauh ini pemerintah belum merilis tema apa yang akan diangkat dalam perayaan Hari Nusantara 2021. Namun, pada perayaan tahun lalu, Hari Nusantara mengangkat tema “Penguatan Budaya Bahari Demi Peningkatan Ekonomi Era Digital.”

Tema tersebut membawa misi untuk melahirkan kembali kekuatan dan kekompakan perekonomian nasional di tengah pandemi dengan mengoptimalkan teknologi informasi.

Sejarah Ditetapkannya Hari Nusantara

Sejarah ditetapkannya Hari Nusantara sebagai hari nasional berkaitan erat dengan peristiwa Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, yang berbunyi:

"Bahwa semua perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan NKRI adalah bagian-bagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia.”

Deklarasi Djuanda dicetuskan untuk menegaskan kembali batas wilayah perairan Indonesia pasca kemerdekaan.

Ketika Indonesia merdeka, kawasan perairan Tanah Air ditetapkan berdasarkan produk hukum Hindia Belanda bernama Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Peraturan itu hanya menetapkan bahwa batas teritorial laut Indonesia hanya 3 mil dari garis pantai.

Dengan adanya Deklarasi Djuanda yang disahkan dalam UU No.4/PRP/1960, wilayah laut Indonesia yang semula sebesar 1 juta kilometer persegi menjadi 3,1 juta kilometer persegi.

Sayangnya, Deklarasi Djuanda tidak diakui dengan mudah oleh negara-negara lain. Melansir laman Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia membutuhkan waktu beberapa tahun agar deklarasi tersebut dapat diterima oleh dunia internasional.

Indonesia sempat mengusulkan deklarasi tersebut pada Konvesi PBB ke-1 pada Februari 1958 dan Konvesi PBB ke-2 pada April 1960, namun ditolak. Kendati belum diterima dalam dua kali konvesi PBB, pemerintah Indonesia mengesahkan deklarasi tersebut dalam UU No.4/PRP/1960 tentang perairan Indonesia.

Kemudian, pada konvesi hukum laut PBB ke-3 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982) Deklarasi Djuanda akhirnya diakui. Dengan demikian, kawasan Indonesia bertambah menjadi 5,8 juta kilometer persegi. Luas wilayah tersbut terdiri dari laut teritorial, perairan pedalaman, dan Zona Ekonomi Ekslusif seluas 2 juta kilometer persegi.

Tujuan Dirayakannya Hari Nusantara

Hari Nusantara dapat menjadi momen penting seluruh lapisan masyarakat untuk mengingat kembali tujuan ditetapkannya persatuan wilayah laut di Indonesia. Setidaknya ada empat tujuan utama dirayakannya Hari Nusantara setiap tahun, yaitu:

  1. Mengubah mindset bangsa Indonesia mengenai ruang hidup dan ruang juang dari matra darat menjadi matra laut (matra darat dan matra laut berimbang);
  2. Menjadikan bidang kelautan sebagai arus utama (mainstream) pembangunan nasional;
  3. Menghasilkan model pembangunan terintegrasi bagi kepulauan terluar dan atau terpencil;
  4. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mampu mengelola potensi sumber daya alam laut untuk kesejahteraan masyarakat dan disegani dunia.

Baca juga artikel terkait HARI NUSANTARA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora