Menuju konten utama

Hari Ini Kurs Rupiah Terus Melemah Menjadi Rp16.412

Menurut Ibrahim Assuaibi, menguatnya mata uang dolar AS membuat kondisi global bermasalah, termasuk berefek kepada kondisi di Tanah Air.

Hari Ini Kurs Rupiah Terus Melemah Menjadi Rp16.412
Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (14/6/2024). Dari data Bloomberg, kurs rupiah berada pada Rp16.412 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 142 poin, atau 0,87 persen dari sebelumnya. Perang dagang antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Cina disinyalir menjadi penyebab utama.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut menguatnya mata uang dolar AS membuat kondisi global bermasalah, termasuk berefek kepada kondisi di Tanah Air.

"Dampak kenaikan dolar AS, kemudian perang dagang Uni Eropa, Amerika dengan Cina ini membuat kondisi global bermasalah," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).

Kemudian, cadangan devisa Indonesia juga turut terdampak karena mata uang domestik semakin tergerus dolar AS. Lebih parahnya, Bank Indonesia berpotensi menaikkan suku bunga BI Rate 25 basis point menjadi 7 persen.

"Devisa kemungkinan besar akan tergerus, kemudian BI dalam petemuan Juni kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga 25 basis points, karena masih ada jeda 50 basis points batas atas untuk menaikkan suku bunga," ungkap Ibrahim.

Kemudian, pelemahan nilai tukar terhadap rupiah juga berdampak kepada harga barang impor, misalnya pupuk, alat elektronik, otomotif, yang otomatis akan naik.

"Di sisi lain, dengan rupiah melemah juga pemerintah akan mengurangi subsisi BBM yang 200 ribu barel per hari," ujarnya.

Pelemahan rupiah juga tersentimen dari masih terdapatnya ketegangan geopolitik yang meningkat dapat menyebabkan harga komoditas bergejolak. Sementara fragmentasi perdagangan lebih lanjut berisiko menyebabkan gangguan tambahan pada jaringan perdagangan.

Kemudian, ketidakpastian kebijakan perdagangan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini ditandai dengan inflasi terus-menerus juga dapat menyebabkan penundaan dalam pelonggaran moneter.

Suku bunga yang tinggi juga akan meredam aktivitas global. Beberapa perekonomian besar berisiko tumbuh lebih lambat dari perkiraan karena berbagai tantangan domestik. Bencana alam tambahan yang berkaitan dengan perubahan iklim juga dapat menghambat aktivitas ekonomi.

Baca juga artikel terkait KURS RUPIAH HARI INI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi