Menuju konten utama

Hari Bidan Nasional 24 Juni 2021 dan Sejarah Berdirinya IBI

Sejarah peringatan Hari Bidan Nasional 24 Juni erat kaitannya dengan berdirinya Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Hari Bidan Nasional 24 Juni 2021 dan Sejarah Berdirinya IBI
Sejumlah ibu hamil melakukan senam khusus pada program Kelas Ibu Hamil di Balai Desa Bengkal, Karanggan, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (2/12/2019). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.

tirto.id - Hari Bidan Nasional diperingati setiap tanggal 24 Juni, yang mana tahun ini akan jatuh pada Kamis (24/6/2021). Hari Bidan Nasional sendiri erat kaitannya dengan berdirinya Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Dikutip dari laman resmi IBI, tanggal 24 Juni dipilih karena bertepatan dengan hari lahirnya IBI sebagai persatuan bidan nasional pada 1951. Kala itu, sejumlah bidan senior di Jakarta mendirikan IBI dalam misi menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan.

Karena keanggotaannya terdiri dari bidan-bidan yang bertempat di Jakarta, konfrensi IBI pertama kali turut dilaksanakan di Jakarta.

Para anggota IBI kala itu seluruhnya tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Sejalan dengan hal tersebut IBI turut mendukung berbagai program yang dijalankan oleh KOWANI, terkhusus dalam misi meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.

Tiga tahun pasca konferensi pertama, tepatnya pada 15 Oktober 1945, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menetapkan sebagai IBI organisasi berbadan hukum.

IBI kemudian bergabung dalam serikat bidan internasional atau International Confederation of Midwives (ICM) pada 1954.

Lalu, pada 1985, berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 1985, IBI menjadi Lembaga Sosial Masyarakat 9LSM) di Indonesia. Di tahun yang sama, IBI melangsungkan kongres di kota Medan yang dihadiri oleh anggota ICM dari berbagai negara.

Di usianya yang ke-30 tahun, IBI berhasil membuka lebih dari 200 cabang di sejumlah provinsi di Indonesia. Keanggotaannya pun meningkat pesat, dari yang sebelumnya hanya ratusan, menjadi lebih dari 16.000 bidan. Pada 2019, IBI mencatat bahwa keanggotaannya saat ini telah mencapai 338.864 bidan.

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, IBI memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
  2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
  3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
  4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Tahun ini, Hari Bidan Nasional dan IBI genap berusia 70 tahun. Ditahun sebelumnya pada 2020, Hari Bidan Nasional mengangkat tema “Saatnya Bidan dan Perempuan Bersatu, Bergerak Bersama untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak Menuju Indonesia Maju.”

Hari Bidan Nasional itu diperingati dengan serangkaian kegiatan, mulai dari seminar, bakti sosial, kunjungan sesepuh IBI, tabur bunga ke makam sesepuh yang telah wafat, hingga meramaikan kampanye di media sosial.

Infografik SC Sejarah Hari Bidan Nasional

Infografik SC Sejarah Hari Bidan Nasional. tirto.id/Fuad

Peran bidan dalam masyarakat

Menurut ICM, bidan merupakan orang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan dan diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktik kebidanan di negara tersebut.

Ilmu kebidanan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu, mulai dari ilmu keperawatan, kedokteran, kesehatan, sosial, budaya, hingga perilaku. Berdasarkan Praktikum Konsep Kebidanan Dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan bidan secara umum memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.

Dalam menjalankan perannya bidan harus mampu dalam:

  • memberikan supervisi, asuhan, dan nasehat untuk wanita selama hamil
  • membantu persalinan dan nifas
  • memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan bayi yang baru lahir
  • melaksanakan tindakan preventif dengan mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi
  • mengupayakan bantuan medis dan melaksanakan pertolongan gawat darurat apabila tidak ada tenaga medik lainnya.
Tentunya, tugas bidan tidaklah sesempit membantu melahirkan dan mengasuh bayi yang baru dilahirkan.

Bidan juga berperan dalam mendidik masyarakat terkait edukasi pranikah, mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerjanya, hingga membimbing masyarakat dalam program-program kesehatan yang dilaksanakan secara nasional, seperti KB.

Dalam peringatan Hari Bidan Nasional 2017 silam, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moelok menyebutkan bahwa bidan berperan penting dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di masyarakat.

“Bidan diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme agar mampu memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan kewenangan, selain itu memperkuat eksistensi pelayanan kesehatan primer melalui optimalisasi pelayanan Kebidanan,” terang Menkes seperti yang dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca juga artikel terkait HARI BIDAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani