Menuju konten utama

Memaknai Hari Dokter & Hari Sumpah Pemuda di Masa Pandemi Covid-19

Memperingati Hari Dokter Nasional dan Hari Sumpah Pemuda di tengah pandemi Covid-19. 

Memaknai Hari Dokter & Hari Sumpah Pemuda di Masa Pandemi Covid-19
Mahasiswa mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta, Selasa (27/10/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

tirto.id - Ada banyak peringatan hari-hari penting pada bulan ini yang sebenarnya bisa dirayakan secara langsung dan bertatap muka, seperti peringatan Hari Dokter Nasional yang jatuh pada 24 Oktober dan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Akan tetapi, perayaan dua hari penting itu harus terbatas, mengingat kondisi pandemi Covid-19.

Hari Dokter Nasional ditetapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1950. Tujuannya untuk menghargai jasa-jasa para dokter, baik kepada masyarakat, maupun kehidupan mereka secara individual.

Biasanya, para tenaga kesehatan memperingati Hari Dokter dengan melakukan pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan lain-lain. Namun, pada perayaan kali ini sedikit berbeda karena pandemi.

Hari Dokter dan Pandemi Covid-19

Sebagai bagian dari garda terdepan dalam menangani Covid-19 di Indonesia, maka bertepatan dengan peringatan Hari Dokter Nasional ini, para tenaga kesehatan meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan atau 3M, yakni mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"COVID-19 itu nyata jangan dianggap sepele, masyarakat tetap harus patuhi protokol 3M dan stay at home," kata dokter Siti Rosidah bersama dua koleganya Fransisca Y. dan Reci Maulita yang tergabung dalam tim COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok, seperti dilansir Antara.

Sementara dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, masyarakat juga harus bisa memilih informasi yang benar. Sebab, informasi yang salah itu akan membuat orang takut tidak mau ke rumah sakit karena takut tertular corona.

Padahal, kata Erlina, hal itu bisa menimbulkan dampak buruk, apalagi mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lainnya. Akhirnya, karena takut ke rumah sakit, ada banyak yang meninggal di rumah karena tidak mendapatkan pengobatan.

Dokter Fransisca pun berharap para koleganya di RSUD Koja tetap kuat dan mengendalikan stres dengan berpikir positif walaupun di masa pandemi corona ini. "Stay strong karena perkerjaan kita adalah panggilan yang tidak semua orang bisa mendapatkan posisi atau kesempatan untuk melayani pada masa pandemi," ujar Fransisca.

Selain itu, upaya mengatasi COVID-19 di Indonesia juga membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam edukasi untuk memastikan masyarakat paham, peningkatan kegiatan 3T (tracing, testing dan treatment), sampai dana riset untuk pengembangan terapi COVID-19 agar angka mortalitasnya bisa turun.

"Seharusnya ada aplikasi dana untuk peningkatan research dan development dalam bidang fasilitas kesehatan khususnya dalam pengembangan terapi COVID-19 di Indonesia supaya bisa menurunkan mortalitas atau kematian karena COVID-19," kata dokter Rosidah.

Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928 merupakan sejarah yang penting untuk bangsa Indonesia. Sebab, para pemuda dari penjuru Nusantara, berkumpul untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda dan terciptalah slogan "Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa".

Para pemuda itu terdiri dari Jong Batak (perkumpulan pemuda Batak), Jong Java (Jawa), Jong Sumatranen Bond (Sumatra), Jong Ambon, Jong Islamen Bond (pemuda Islam), Jong Minahasa (pemuda Minahasa) dan Jong Celebes (Sulawesi).

Penggagas Kongres Pemuda II yang digelar pada pada 28 Oktober 1928 adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Hindia Belanda.

Salah satu pelaku sejarah Sumpah Pemuda yang paling terkenal adalah Muhammad Yamin, saat itu ia menjadi sekretaris dan penyusun ikrar Sumpah Pemuda . Selain Yamin, ada panitia penting Kongres Pemuda II, misalnya Soegondo Djojopuspito yang menjabat ketua panitia. Selain itu, ada Amir dari Jong Batak Bond, juga Djoko Marsaid sebagai Wakil Ketua.

Ada pula Djohan Mohammad Tjai sebagai Pembantu 1 dan Kotjosungkono dari Pemuda Indonesia Pembantu II. R.C.L. Senduk dari Jong Celebes menjadi Pembantu III, Johannes Leimena dari Jong Ambon sebagai Pembantu IV, dan Rohyani dari Pemuda Kaoem Betawi sebagai Pembantu V.

Kendati diperingati di tengah pandemi Covid-19, Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2020 ini tetap bisa dirayakan. Sebab, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mengadakan serangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Kendati demikian, seluruh rangkaian kegiatan Hari Sumpah Pemuda ini akan tetap menggunakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Berikut panduannya:

1. Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-92 mulai tanggal 1 sampai 31 Oktober 2020 dengan memasang spanduk, baliho, banner, media dalam/luar ruang dan media sosial.

2. Menjadikan Oktober sebagai bulan pemuda yang berisikan kegiatan-kegiatan kepemudaan yang mengarah kepada semangat bersatu dan bangkit.

3. Memakai logo, tema, dan tagline yang sudah ditentukan oleh Kemenpora.

Materi peringatan Hari Sumpah Pemuda dapat diunduh di bawah ini:

1. LOGO HSP (format PNG) (Download file)

2. LOGO HSP (format PDF) (Download file)

3. LOGO HSP (format JPG) (Download file)

4. MAKNA LOGO HSP (Download file).

Baca juga artikel terkait HARI DOKTER NASIONAL atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH