Menuju konten utama

Hari Batik Nasional 2019: Jokowi "Membatik untuk Negeri" di Solo

Jokowi memperingati Hari Batik Nasional dengan tema “membatik untuk negeri” bersama 500 pembatik

Hari Batik Nasional 2019: Jokowi
Presiden Jokowi hadir dalam acara Hari Batik Nasional bertema membatik untuk negeri di Puro Mangkunegaran Solo, Rabu (2/10/2019). ANTARA/Hanni Sofia

tirto.id - Hari Batik Nasional jatuh pada hari ini, Rabu, 2 Oktober 2019. Presiden Joko Widodo memperingati Hari Batik Nasional dengan tema “membatik untuk negeri” bersama 500 pembatik yang termasuk di antaranya adalah pelajar dari berbagai sekolah di Solo dan sekitarnya.

Jokowi hadir di Puro Mangkunegaran Jalan Ronggowarsito Nomor 83 Kecamatan Banjarsari Surakarta, Rabu, sekitar pukul 09.35 WIB, demikian diberitakan Antara.

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo keduanya mengenakan batik dimana Presiden memakai batik dominan cokelat dan Ibu Negara mengenakan kebaya merah dengan selendang dan kain batik.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI), Presiden Jokowi yang didampingi Iriana Jokowi, di Istana Mangkunegaran Solo, menyapa 500 pembatik. Mereka dihadirkan sebagai simbol, bahwa batik yang diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009, akan terus dilestarikan di Indonesia.

Presiden disambut oleh sejumlah pejabat dan kemudian langsung menyapa para pembatik dan masyarakat yang telah hadir dan menantinya di tempat acara puncak Hari Batik Nasional 2019 itu digelar.

Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia Jultin Ginandjar Kartasasmita mengatakan batik merupakan aset bangsa Indonesia.

“Dalam rangka melestarikan batik salah satu kegiatannya adalah melaksanakan Hari Batik Nasional,” katanya.

Ia mengatakan peringatan Hari Batik Nasional bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik tradisional Indonesia, sehingga pasar batik selalu dapat bangkit kembali. Kegiatan itu, juga dilakukan sebagai simbol dukungan dan kecintaan pemerintah serta masyarakat terhadap batik Indonesia.

YBI dalam peringatan Hari Batik Nasional juga akan meluncurkan Buku Batik Indonesia dalam bentuk buku saku dan buku elektronik (e-book), sehingga masyarakat dapat mempelajari pengetahuan umum tentang batik secara mudah.

Buku tersebut, kata dia, akan dilengkapi dengan teknologi "Augmented Reality" (AR) agar masyarakat dapat melakukan kegiatan interaktif pada saat membaca. Pihaknya berharap dengan hal itu, pembelajaran batik dapat masuk ke kurikulum sekolah, sehingga sebagai warisan budaya dapat terus teregenerasi.

Batik Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO, di Abu Dhabi Uni Emirat Arab, pada 29 September 2009, sebagai warisan budaya tak benda. Untuk mempertahankan pengakuan UNESCO, diperlukan tindakan nyata untuk memenuhi komponen penilaian yakni preservasi, edukasi, dan inspirasi kepada masyarakat terhadap aset yang dimiliki.

Oleh karena itu, YBI untuk membantu pemerintah dalam mempertahankan pengakuan tersebut melakukan serangkaian acara yang dilaksanakan selain kegiatan membatik massal, juga kegiatan talkshow batik, fashion show, kuliner, dan pasar batik rakyat.

Dalam Sejarah Batik Indonesia dituliskan, sejarah pembatikan di Indonesia sudah dimulai pada masa kerajaan Majapahit. Pengembangannya kemudian berlanjut di masa kerajaan Mataram, lalu kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, dulu kerajinan batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau priyayi, tidak untuk masyarakat biasa.

Bukti bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekrang Tulungagung) yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit.

Baca juga artikel terkait HARI BATIK NASIONAL

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno