tirto.id - Pemerintah merencanakan harga vaksin corona Covid-19 buatan Sinovac dapat terjangkau oleh masyarakat. Vaksin itu rencananya di Indonesia diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebanyak 17 juta per bulan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, dengan harga yang terjangkau itu pemerintah mempertimbangkan untuk melindungi seluruh masyarakat.
"Tentunya pemerintah tidak ingin memberatkan masyarakat," ungkap Prof. Wiku seperti dikabarkan situs resmi pencegahan Covid-19.
Skema Penyebaran Vaksin
Menurut Wiku skema penyebaran vaksin akan dilakukan berdasarkan prioritas mengingat produksi vaksin secara bertahap. Prioritas pemberian vaksin mengacu pada orang yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 seperti Dokter, tenaga kesehatan, dan perawat yang setiap hari bersentuhan dengan pasien Covid-19.
"Nanti ada pertimbangan tersendiri apakah diberikan kepada orang yang berisiko tinggi dan juga diberikan ke daerah," jelas Wiku.
Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan harga vaksin Covid-19 berada di kisaran Rp200 ribu. Harga itu, kata Bambang, masih perkiraan yang kemungkinan bisa di bawah atau lebih tinggi.
“Ini baru kisaran saja, harga bisa di atas atau di bawah nantinya (setelah diperhitungkan secara detail)," kata Bambang Heriyanto.
Bambang menjelaskan pihaknya telah melakukan serangkaian persiapan sebelum melakukan produksi vaksin setelah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Adapun produksi vaksin Covid-19 tidak bisa mengacu kapasitas maksimal 250 juta dosis melainkan secara bertahap.
“Sekitar 16 juta dosis sampai 17 juta dosis per bulan yang bisa diproduksi tergantung waktu suplai dari Sinovac," ujar Bambang.
Saat ini progres vaksin yang sudah memasuki uji klinis tahap ketiga di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 1.620 orang relawan yang dapat suntikan vaksin pertama sudah selesai semua. Kemudian berlanjut suntikan kedua pada 1.724 orang relawan, 671 orang diantaranya sudah diambil darahnya.
“Ini semua akan selesai di awal bulan Januari 2021,” ungkap Bambang.
------------------------------------------------ Artikel ini terbit atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
Editor: Iswara N Raditya