Menuju konten utama

Harga Minyak Goreng Mahal, DPR: Kemendag Seperti Macan Ompong

Komisi VI DPR RI memberikan sindiran tajam kepada Mendag Muhammad Lutfi soal kelangkaan minyak goreng di Tanah Air.

Harga Minyak Goreng Mahal, DPR: Kemendag Seperti Macan Ompong
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam memberikan sindiran tajam kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi soal kelangkaan minyak goreng (migor) hingga sekarang harga minyak goreng kemasan diserahkan ke mekanisme pasar.

“Terima kasih banyak karena Pak Menteri sudah melengkapi penderitaan rakyat, karena kalau kemarin 2 tahun mereka dihantam situasi pandemi COVID-19, sekarang mau mulai berdiri tiba-tiba disikat dengan urusan komoditas ini,” ucap dia dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Mendag, Kamis (17/3/2022).

Anggota Fraksi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan dia sudah tidak percaya lagi dengan Lutfi. Awalnya dia sempat percaya, tetapi persoalan migor hingga kini masih tak terselesaikan, maka dia jadi hilang kepercayaan terhadap Mendag.

“Kami lihat bahwa Kementerian Perdagangan ini masih seperti macan ompong. Tidak ada harga dirinya, bukan hanya di mata rakyat tapi juga di mata produsen minyak goreng,” tambah dia.

Menurut Anam, sejak bulan Januari sampai hari ini, sudah ada 6 Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang dikeluarkan. Namun, tidak ada satupun yang berimplikasi positif terhadap kesejahteraan rakyat, khususnya soal migor.

Dia juga melihat bahwa pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) gagal dalam memproteksi rakyat Indonesia dari persoalan komoditas, salah satunya minyak goreng. Dia berharap Lutfi dapat menjadikan semua ini sebagai pelajaran untuk bagaimana ke depan tak terulang kembali.

“Pak Menteri tahu enggak? Menteri adalah pembantu presiden, Pak, bukan justru dengan situasi ini Pak Menteri merepotkan presiden, sampai kemarin beliau turun tangan untuk bagaimana menyelesaikan persoalan ini,” ujar Anam.

Dia menyebut ada lemahnya koordinasi Mendag dengan para pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah para pelaku industri. Selain itu, Anam pun melihat Lutfi membuat pernyataan-pernyataan yang tidak bersifat empati terhadap rakyat.

“Pak Menteri menuduh rakyat kami menimbun. Pak Menteri tahu enggak? Untuk makan besok aja mereka tidak ada [uang]. Kedua, Pak Menteri mau sampaikan jangan panic buying. Bagaimana kita tidak panic buying, barangnya enggak ada, Pak. Bapak bikin peraturan [harga eceran tertinggi atau HET] harga 14 ribu tapi enggak ada barangnya [minyak goreng curah],” kata Anam.

“Malu kami sama rakyat, Pak, kita ini DPR seperti enggak ada artinya di depan konstituen kami. Jangan cuci tangan kepada Kementerian Perindustrian, ini tugasnya Bapak. Dulu menteri-menteri yang dulu bisa menyelesaikan, masa kita tidak bisa menyelesaikan urusan ini,” imbuh dia.

Anam mengatakan mereka berharap Kemendag dapat lebih sensitif terhadap persoalan-persoalan masyarakat, yang hari ini lukanya seperti disiram air garam dengan kelangkaan dan kenaikan migor.

Baca juga artikel terkait MINYAK GORENG MAHAL atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Politik
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri