Menuju konten utama

Harga Beras Naik Lagi Imbas Relaksasi HET Beras Premium

Pemerintah menaikkan HET Rp1.000/kg untuk beras premium selama dua minggu, yakni sejak 10 Maret sampai 23 Maret 2024.

Harga Beras Naik Lagi Imbas Relaksasi HET Beras Premium
Pembeli melihat kualitas beras yang dijual di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/3/2024). ANTARA FOTO/Arnas Padda/wpa.

tirto.id - Harga sejumlah komoditas pangan terus mencatatkan kenaikan, terutama pada beras yang baru saja diberlakukan relaksasi untuk harga eceran tertinggi (HET).

Merujuk situs panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (11/3/2024), harga rerata eceran beras medium mencatatkan kenaikan ke Rp14.440/kg, dan beras premium naik ke level Rp16.640/kg. Ini merupakan rentang rerata harga eceran nasional tertinggi di tahun ini.

Besar kemungkinan kenaikan tersebut merupakan imbas dari keputusan pemerintah yang menaikkan HET untuk beras premium selama dua minggu, yakni sejak 10 Maret sampai 23 Maret 2024.

Uniknya, pemerintah beralasan keputusan tersebut diambil guna menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen.

"Tentunya setelah kami mencermati kondisi ketersediaan, pasokan, dan harga beras premium di pasar tradisional maupun retail modern, menjadi perlu adanya suatu upaya agar terus dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen melalui relaksasi HET beras premium," ucap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, melalui keterangannya, dikutip Senin (11/3/2024).

Arief menambahkan periode relaksasi hanya dua minggu mempertimbangkan ketersediaan beras akan kembali terjaga setelah periode panen padi yang diproyeksi pada akhir Maret nanti.

Jadi, harga beras premium akan kembali mengikuti HET sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 7 Tahun 2023 yang mengatur harga beras premium Rp13.900 sampai dengan Rp14.800 per kilogram (kg).

“Relaksasi ini dilaksanakan agar masyarakat bisa lebih nyaman dalam menjalankan ibadah di bulan puasa dan tidak kesulitan memperoleh akses pembelian beras di pasar. Nanti di minggu keempat, kita meyakini pasokan dan ketersediaan beras akan semakin bertambah dengan adanya panen padi," ucapnya.

Untuk memastikan implementasi kebijakan ini di pasar tradisional dan ritel modern, Satgas Pangan Polri akan senantiasa melakukan evaluasi dan pengawasan rutin ke lapangan.

Untuk diketahui, relaksasi HET beras premium yang diberlakukan sementara ini menyasar pada 8 wilayah. Pada wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan diberlakukan relaksasi HET beras premium menjadi Rp14.900 per kg dari HET sebelumnya Rp13.900 per kg.

Kemudian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung relaksasi HET beras premium diberlakukan Rp15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp14.400 per kg.

Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, relaksasi HET beras premium di Rp15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp14.400 per kg. Ini juga berlaku sama di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan relaksasi HET beras premium Rp15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp14.400 per kg.

Sementara untuk wilayah Sulawesi, relaksasi HET beras premium menjadi Rp14.900 per kg dari HET sebelumnya Rp13.900 per kg. Untuk wilayah Kalimantan, relaksasi HET beras premium menjadi Rp15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp14.400 per kg.

Untuk wilayah Maluku, relaksasi HET beras premium menjadi Rp15.800 per kg daripada HET sebelumnya Rp14.800 per kg. Relaksasi HET beras premium untuk wilayah Papua juga persis sama dengan wilayah Maluku.

Langkah relaksasi menaikkan HET beras premium ini sebenarnya patut disayangkan dan cukup menjadi ironi. Hal ini mengingat di saat yang sama, pemerintah juga sedang gencar melakukan gerakan pasar murah (GPM) di berbagai wilayah.

Lebih lanjut, harga pangan di dunia juga tercatat sedang turun. Pada 8 Maret 2024, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) merilis indeks harga pangan dunia Februari 2024 sebesar 117,3.

Laporan tersebut menunjukkan penurunan 0,7 persen secara month-to-month dan 10,5 persen secara year-on-year. Indeks tersebut sekaligus mencatatkan rerata di bawah indeks harga pangan pada 2022 yang sebesar 144,7. Penurunan indeks tersebut seiring dengan penurunan harga serealia, termasuk gandum dan beras, serta minyak nabati.

Baca juga artikel terkait FLASH NEWS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas