tirto.id - Pemerintah berupaya mengurangi bibit ayam untuk mengendalikan pasokan. Hal itu dilakukan agar harga ayam di tingkat peternak tidak semakin anjlok. Belakangan ini, banyak peternak mengeluhkan rendahnya harga jual ayam yang bahkan sempat mencapai Rp8 ribu per kg.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita mengatakan langkah itu sudah mulai dilakukan sejak akhir pekan kemarin. Anehnya, baru satu hari dilakukan pengurangan bibit, harga ayam di tingkat peternak sudah naik.
"Logikanya, jika kita potong telur atau kurangi hedging egg dampaknya mestinya bulan depan. Tapi, sekarang satu hari saja, sudah naik," kata Ketut di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).
Saat ini, Ketut mengklaim harga ayam di tingkat peternak mulai membaik. Berdasarkan catatannya, harga ayam yang dibeli dari peternak sudah mencapai Rp18 ribu per kg.
"Barusan [dilaporkan], di Jateng harga [ayam tingkat peternak] Rp17-18 ribu per kg," kata dia.
Ke depan, kata Ketut, Kementan bakal terus mengendalikan rantai pasokan baik di tingkat peternak, pasar, maupun makelar. Menurut dia, pemerintah bakal melakukan pendataan makelar atau broker dan mengatur jumlah stok ayamnya agar penjualan di tingkat peternak dan pasar mudah dikontrol.
"Maunya broker yang ada harus resmi, sehingga ketika ada gejolak mudah menelusurinya. Kedua, sebenarnya sebelum ada impor mestinya integrator mengajukan analisa kebutuhan perusahaannya, karena selama ini yang disalahkan selalu pemerintah," ujar Ketut.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom