tirto.id - Presiden Joko Widodo mengaku dirinya melakukan beragam upaya untuk meyakinkan Australia maupun Papua Nugini untuk tidak mendukung kelompok separatis Papua. Ia tidak memungkiri beragam pendekatan dilakukan dalam kunjungan kerja ke Papua Nugini dan Australia beberapa hari terakhir.
Hal itu disampaikan Jokowi saat ditanya awak media mengenai harapan eks Wali Kota Solo itu usai bertemu pejabat Australia dan Papua Nugini yang disebut sebagai negara pendukung gerakan separatis Papua.
“Saya sudah berbicara dari hati ke hati, informal baik kepada Australia maupun kepada Papua Nugini dan kita harapkan dengan dua kunjungan yang telah kita lakukan itu bisa meredam konflik-konflik, keinginan-keinginan (Papua merdeka)" kata Jokowi usai menghadiri acara Papua Street Carnival di Jayapura, Papua, Jumat (7/7/2023).
Sebagai informasi, Papua Nugini dan Australia tercatat sebagai negara yang mendukung gerakan Papua Merdeka. Meski tidak secara resmi sebagai negara, suara mendorong Papua Merdeka kerap terdengar di dua negara tersebut.
Di Australia, suara dukungan muncul saat konferensi Partai Buruh pada 2006. Mereka mengklaim Indonesia melakukan pelanggaran HAM. Sejumlah pejabat parlemen Australia bahkan mendorong kemerdekaan Papua.
Sementara itu, Papua Nugini, lewat dua gubernur mereka di masa lalu pernah mendukung gerakan Papua Merdeka. Selain itu, ada Gerakan demonstrasi di Port Moresby pada 2019 yang mendukung kemerdekaan Papua Barat.
Jokowi memastikan pemerintah akan terus melakukan pendekatan, salah satunya pendekatan ekonomi. Ia mengaku, kerja sama tersebut tidak hanya bidang pertambangan, tetapi juga industri hilirisasi di kedua negara.
“Ini akan kita teruskan baik di bidang ekonomi, terutama baik kerja sama di bidang mining, baik di bidang industrial downstreaming hilirisasi yang akan kita jalin dengan baik, baik dengan Australia maupun dengan Papua Nugini. Karena apa pun dua negara itu sangat berpengaruh di region kita," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz