tirto.id - Hasil survei serologi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Jawa-Bali pada Maret 2022, menunjukkan bahwa masyarakat di daerah tujuan mudik Jawa-Bali yang mempunyai antibodi COVID-19 sebesar 99,2 persen.
Survei ini dilakukan kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dengan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
“Jadi, proporsi penduduk adalah hampir 100 persen nih daerah tujuan mudik asal mempunyai antibodi sebesar 99,2 persen. Sedangkan peningkatan ini cukup besar yaitu sebesar 6,2 persen dalam waktu 3 bulan,” tutur Tim Pandemi FKUI, Pandu Riono dalam konferensi pers daring pada Rabu (20/4/2022).
Pandu mengatakan ada peningkatan kadar antibodi SARS-CoV-2 atau virus corona dari mediannya di survei serologi bulan November-Desember 2021 sebanyak 434,2 unit per mililiter (U/ml) menjadi 5.698 U/ml. “Artinya, hampir lebih dari 10 kali lipat,” ujar dia.
Kemudian Pandu mengatakan imunitas penduduk di wilayah asal dan tujuan mudik Jawa-Bali yang sangat tinggi itu mampu menekan atau mengurangi resiko masuk rumah sakit karena terinfeksi dan kematian dalam kegiatan yang cukup masif, mudik Lebaran tahun 2022.
“Ya, tetapi bukan berarti kita melepas prokes. Kita tetap harus mendorong masyarakat, kita patuh pada protokol kesehatan supaya tetap sehat selama perjalanan sehingga mengurangi resiko penularan karena pandemi belum usai,” ucap dia.
Lanjut Pandu, walaupun sudah ada pelonggaran, imunitas sudah bisa menjadi modal dasar bersama. “Tetapi bukan berarti kita boleh jumawa, sehingga melepas masker, tidak patuh untuk berperilaku 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tadi. Karena hanya dengan perilaku itu kita bisa konsisten mengurangi risiko penularan yang masih cukup tinggi di tengah pandemi ini,” ujar dia.
Tim Pandemi FKM UI yang lain, Muhammad N Farid mengungkapkan bahwa peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi COVID-19 sebesar 6,2 persen itu disebabkan karena dua kemungkinan, yakni apakah mungkin karena vaksinasi dan atau infeksi. “Jadi cukup menjadi besar ya proporsi penduduk yang sudah mempunyai antibodi di Maret 2022 ini,” ujar dia di konferensi pers daring hari ini.
Selain itu, Tim Pandemi FKM UI lainnya, Iwan Ariawan menyebut pada sero survei ini sampelnya 2.100 responden di 7 provinsi dan 21 kabupaten/kota. Setiap kota atau kabupaten ada 100 responden yang dipilih. Pemilihan respondennya itu dengan acak, yakni memperhatikan strata jenis kelamin, umur, riwayat vaksinasi, dan riwayat terdeteksi.
Berikut daftar tujuh provinsi yang menjadi lokasi survei yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, dan DI Yogyakarta. Dan 21 kabupaten/kotanya yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bogor, Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, Grobogan, Kota Semarang, Sidoarjo, Kota Surabaya, Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Denpasar, Kota Yogyakarta, serta Gunung Kidul.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri