tirto.id - Anak-anak yang tumbuh dan memasuki usia remaja, tubuhnya akan mengalami beberapa perubahan signifikan.
Perubahan fisik tersebut terjadi juga pada organ reproduksi mereka, sehingga mencapai kematangan seksual atau pubertas.
Pubertas menjadi tahap kunci pada periode transisi masa anak-anak menuju dewasa.
Masa puber ini normal dialami semua remaja, agar organ reproduksinya dapat mencapai kematangan seksual dan mampu bereproduksi.
Tahap pubertas umumnya terjadi antara usia 10-14 tahun untuk anak perempuan dan usia 12-16 tahun untuk anak laki-laki.
Namun masing-masing dapat memiliki kondisi dan perkembang yang mungkin berbeda-beda, karena beberapa anak mulai mengalaminya bahkan di usia lebih muda, Kids Health melansir.
Bagi anak-anak yang beranjak remaja tersebut, mengalami pubertas bisa jadi sangat membingungkan dan menakutkan.
Karena itu, mengetahui apa yang sedang terjadi pada proses pubertas sebagai pengetahuan dasar, bisa membantu remaja melewatinya dengan baik.
Mengapa Terjadi Pubertas?
Pada fase pubertas, perubahan yang dialami tidak hanya pada fisik dan organ reproduksi. Namun juga terjadi perubahan psikologis akibat adanya peningkatan hormon.
Medical News menulis, ketika itu remaja bertumbuh hingga proporsi tubuh dewasa dan tinggi maksimal.
Mereka juga mengembangkan karakteristik seks eksternal dan organ internalnya juga sudah mampu bereproduksi. Perubahan fisik dan psikis di masa puber tersebut berlangsung perlahan, dan berakhir sekira usia 20-an.
Pubertas berawal saat area otak yakni hypothalamus memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk mulai membangun karakter dewasa.
Hypothalamus mengirim sinyal lewat hormon, sehingga memicu organ reproduksi yaitu; ovarium (wanita) dan testis (pria) mulai membuat hormon lainnya.
Perubahan hormon di dalam tubuh remaja ini menyebabkan perubahan sebagai berikut:
- Organ reproduksi luar (tumbuhnya rambut pada beberapa bagian tubuh dan organ reproduksi luar)
- Jaringan payudara
- Kulit menjadi lebih berminyak dan produksi keringat meningkat
- Otot membesar
- Tulang
- Rambut
- Otak
- Emosi meningkat
- Emosi/mood mudah berubah
- Awal dari munculnya tertarik pada lawan jenis/hasrat seksual
Hormon yang berhubungan dengan pubertas
Hormon ini dikenal sebagai hormon utama pada pria yang memengaruhi organ reproduksi, serta memunculkan ciri khas pria seperti suara bas, rambut tebal dan bentuk wajah serta pembentukan otot.Testosteron pun dimiliki wanita, dan berperan pada perkembangannya namun lebih rendah kadarnya.
- Dihidrotestosteron (DHT)
- Estrogen
- Hormon pertumbuhan
Tubuh remaja pun bertambah tinggi dengan pesat. Jika remaja tidak mengalami peningkatan tinggi badan lebih dari 2 inci per tahun, menandakan adanya kekurangan hormon.
- Estradiol
Ciri Pubertas pada Remaja Wanita
Masa puber pada wanita muncul lebih awal dibanding pada remaja pria. Umumnya diawali dengan pertumbuhan payudara, lalu periode menstruasi yang biasanya dimulai setelah 2 tahun perkembangan payudara (usia 12,5 tahun).
Ketika menstruasi, terjadi perubahan level jumlah hormon esterogen yang memunculkan sindrom pramenstruasi atau PMS.
Emosi wanita juga mudah berubah saat haid. Bisa muncul keputihan, perubahan bau badan, dan tumbuh rambut di sekitar kemaluan.
Bentuk pinggul melebar, pinggang mengecil proporsional, lemak akan mudah berkumpul di wilayah perut dan bokong.
Ciri Pubertas pada Remaja Pria
Tanda pubertas awal pria adalah pertumbuhan testis, penis, skrotum dan munculnya rambut pada beberapa area tubuh semisal dada, kumis, cambang, dan di area kemaluan.
Suara juga menjadi lebih rendah dan dalam ketika kotak suara atau laring pria bertumbuh. Muncul juga jakun di leher, dan kulit lebih berminyak serta muncul jerawat. Dada dan pundak menjadi lebar, serta lemak tubuh akan berkurang dan berubah menjadi otot.
Remaja pria juga akan mengalami ereksi tidak sengaja dan mimpi basah, atau ejakulasi saat tidur. Hal ini terjadi secara otomatis dan belum tentu akibat mimpi seks atau hal semacamnya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno