tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan guguran lava sejauh 700 meter ke arah hulu Kali Gendol pada Selasa (21/5/2019) dini hari.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan, guguran lava itu terpantau melalui CCTV selama pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB.
Selain meluncurkan guguran lava, gunung api itu mengalami lima gempa guguran dengan amplitudo 5 mm selama 3-25 detik.
"Lalu ada tiga kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4-9 mm selama 15.4-18.8 detik," kata Hanik dalam keterangan resminya di Yogyakarta, Selasa (21/5/2019).
Hingga saat ini, kata Hanik, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Selama masa pengamatan, asap kawah tidak teramati, angin di gunung bertiup lemah ke arah barat. Sementara suhu udara di gunung itu 13,8-18,5 derajat Celsius, kelembapan udaranya 59-76 persen dan tekanan udaranya 629,4-709,8 mmHg.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan meminta warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan karena jarak luncur awan panas guguran Merapi makin jauh.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri