tirto.id - Bandara Lombok Internasional Airport kembali dibuka, Senin pagi pukul 06.00 Wita setelah dinyatakan aman bagi keselamatan penerbangan.
"Bandara telah dioperasikan kembali mulai pukul 06.00 Wita," ujar General Manager Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita di Praya, Lombok Tengah, Senin (27/11/2017).
Pembukaan kembali operasional dan aktivitas penerbangan di LIA, ini juga disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok, BMKG NTB, Oral Sem Wilar yang menyatakan berdasarkan data meteorologi yang ada di LIA, maka mulai pukul 06.00 Wita, operasional penerbangan sudah dibuka kembali.
"Dari hasil pertemuan yang kami gelar dengan seluruh pihak sejak pukul 05.00 Wita dan melihat data meteorologi yang ada bandara LIA pagi ini dibuka mulai pukul 6 Wita pagi," jelasnya.
Sejak ditutup Minggu (26/11/2017) sore sebanyak 26 penerbangan dari dan menuju LIA terpaksa harus dibatalkan menyusul penutupan aktivitas bandara akibat dampak erupsi Gunung Agung, Bali.
Pembatalan penerbangan ini, untuk seluruh rute penerbangan baik domestik dan internasional dari dan menuju bandara LIA diantaranya rute-rute ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Denpasar, Sumbawa, dan Bima. Termasuk, dua penerbangan internasional dari Kuala Lumpur dan Singapura.
Penutupan operasional LIA dilakukan setelah terbit notam (catatan peringatan penerbangan) B 8868/17 yang dikeluarkan pukul 17.55 Wita dengan pertimbangan aspek "safety" atau keselamatan penerbangan.
Berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data dan Informasi PVMBG, Sutopo Purwo Nugroho pada Minggu (26/11/2017) pukul 06.20 Wita terjadi erupsi Gunung Agung dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter.
Pada pukul 05.45 Wita, Gunung Agung kembali mengeluarkan asap dengan ketinggian mencapai 3.000 meter. Abu tersebut mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km/jam.
Berdasarkan sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari, BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu ke timur hingga tenggara menuju daerah Lombok.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri