Menuju konten utama

Golkar Makin "Pede" usai Airlangga Masuk Bursa Capres Musra

Golkar mengklaim Airlangga ideal menjadi capres atau cawapres alternatif setelah namanya masuk dalam kandidat hasil Musra relawan Jokowi.

Golkar Makin
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri), Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan), Sekjen Partai NasDem sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kanan), Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan di DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.

tirto.id - Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Nusron Wahid semakin percaya diri menyodorkan nama Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto menjadi capres atau cawapres alternatif sebagaimana beredar di tengah masyarakat saat ini.

Indikatornya adalah nama Airlangga masuk menjadi daftar capres pilihan Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan oleh relawan Pro Jokowi (Projo).

"Itu membuktikan bahwa Pak Airlangga dikehendaki oleh rakyat, sehingga sangat wajar kalau menjadi alternatif pemimpin Indonesia," kata Nusron dalam keterangannya kepada awak media pada Senin (15/5/2023).

Nusron menambahkan bahwa pihaknya tak ambil pusing dengan hasil yang dicapai, apakah akan menjadi capres ataupun cawapres. Menurutnya, Airlangga ideal ditempatkan di kedua kursi tersebut.

"Menjadi ideal untuk dijadikan Presiden atau Wakil Presiden," jelasnya.

Sebelumnya, ada tiga nama capres yang telah ditetapkan untuk diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Ketiga nama itu adalah Gubernur Jawa Tengah sekaligus Kader PDIP Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Meski demikian, Jokowi tidak mengambil tiga nama tersebut untuk ditetapkan menjadi capres yang didukung.

"Saya ini mendengar, tapi saya ingin resmi tadi disampaikan oleh pak Panel Barus itu Resmi, belum saya buka. Belum saya buka," ucap Jokowi di acara Musra, Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Jokowi mengaku, dirinya lebih memilih menunggu proses politik pembentukan koalisi. Ia pun baru bergerak usai masalah koalisi selesai.

"Jadi saya terus terang ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres-cawapresnya seperti apa," tutur Jokowi.

Jokowi mengingatkan, dirinya tidak bisa mencalonkan capres-cawapres karena hal tersebut wewenang partai. Ia mengaku akan membicarakan dengan para ketua partai usai koalisi terbentuk.

"Itu (menyampaikan nama kandidat) bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai. Ini kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa dirinya meminta semua relawan untuk tidak gegabah. Akan tetapi ia menjamin bahwa hasil aspirasi itu penting karena dari rakyat.

"Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepetan karena belanda masih jauh. Ini sekali lagi saya sangat menghargai apa yang sudah dilakukan oleh musra dalam menjaring nama-nama yang diinginkan oleh rakyat kita," pungkas Jokowi.

Baca juga artikel terkait MUSRA RELAWAN JOKOWI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky