tirto.id - Dua partai koalisi pemerintah, Golkar dan Nasdem berbeda pandangan dalam merespons pernyataan Amien Rais yang meminta agar Partai Amanat Nasional (PAN) keluar dari Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK.
Wasekjen DPP Partai Golkar, Maman Abdurrahman menyatakan, partainya menyerahkan hal itu kepada internal PAN sendiri. Ia beralasan, keputusan untuk keluar atau tetap berada di kabinet merupakan urusan internal partai berlambang matahari itu.
“Mari kita hargai dan hormati sebagai bagian dari dinamika internal [PAN]” kata Maman saat dihubungi Tirto, Jumat (3/11/2017).
Meski begitu, apapun keputusan PAN nanti, Maman menyarankan agar partai pimpinan Zulkifli Hasan itu mengambilnya dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat Indonesia. “Bagaimanapun partai itu membawa aspirasi rakyat," kata Maman.
Berbeda dengan Maman, Ketua DPP Parta Nasdem, Irma Suryani Chaniago menyatakan, PAN memang lebih baik keluar saja dari Kabinet Kerja Jokowi-JK. Menurut dia, sebaiknya PAN mengikuti saran Amien Rais.
"Saya kira bagus tuh sarannya, untuk apa gabung dengan pemerintah jika semua keputusan yang diambil oposisi," kata Irma melalui pesan Whatsapp, Jumat.
Irma pun menganggap tak akan ada dampak bagi pemerintahan Jokowi-JK bila PAN keluar dari kabinet dan partai koalisi. "Dampak apa? Toh selama Ini enggak dukung pemerintah meski di dalam," kata Irma.
Pada Kamis (2/11/2017) Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais meminta agar partai berlambang matahari itu keluar dari Kabinet Kerja Jokowi-JK apabila proyek reklamasi Teluk Jakarta masih dilanjutkan.
"Yang betul Pak JK, sebaiknya PAN keluar, karena akan jadi beban sejarah,” kata Amien, di Gedung DPR sembari membenarkan ucapan Wapres Jusuf Kalla yang pernah menyindir PAN agar keluar saja dari kabinet apabila masih suka mengkritik program pemerintah.
Amien Rais beralasan, karena jika masih berada di barisan pemerintah, maka PAN akan ikut memikul dosa rezim Jokowi-JK dengan program-program yang baginya tak memihak rakyat.
"Ikut memikul dosa rezim ini yang menjadi pelaksana reklamasi, Meikarta, dan tidak berpikir untuk kepentingan bangsa tapi pengembang," tegas Amien.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz