tirto.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Demokrat, Gerindra dan PKS menilai target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah dalam RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2019 semestinya bisa lebih tinggi.
Pemerintah mematok proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan di angka 5,3 persen. Target tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam RAPBN 2018 yang sebesar 5,4 persen.
Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Muhammad Afzal Mahfuz, menilai pemerintah seharusnya menargetkan kondisi makro ekonomi yang lebih kuat. Salah satunya dengan tidak mengambil keputusan aman dalam menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan.
“Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen itu merupakan asumsi moderat. Seharusnya pemerintah bisa meningkatkan lagi [target] pertumbuhan ekonominya,” kata Afzal saat Sidang Paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (28/8/2018) siang.
Di sisi lain, perwakilan dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, malah sempat menyinggung tentang target pertumbuhan ekonomi 7 persen yang disampaikan Presiden Joko Widodo di awal kepemimpinannya.
Menurut Ramson, keinginan tersebut masih jauh dari harapan karena sampai dengan tahun terakhir kepemimpinannya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen. Kendati berharap pemerintah bisa mencapai target tersebut, namun Ramson mengaku terus menantikan langkah yang bakal diambil pemerintah untuk dapat merealisasikannya.
“Padahal harusnya bisa lebih tinggi karena untuk kemakmuran rakyat serta memberikan semangat, seperti saat janji kampanye Jokowi-Jusuf Kalla pada 2014, untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen,” jelas Ramson.
Lebih lanjut, Ramson juga sempat menyebutkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi yang pernah dicapai selama pemerintahan Jokowi. “Pada 2015, [pertumbuhan ekonomi] 4,8 persen, pada 2016 sebesar 5 persen, pada 2017 sebesar 5,1 persen, dan outlook pada 2018 sebesar 5,2 persen,” ungkap Ramson.
Senada dengan Ramson, anggota DPR RI dari Fraksi PKS Adang Sudrajat juga menyinggung janji kampanye Jokowi yang berniat untuk menaikkan angka pertumbuhan ekonomi hingga di kisaran 7 persen. Gagalnya Jokowi dalam mencapai target tersebut dinilai berpengaruh pada terkendalanya upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sejak 2015 hingga kuartal II 2018, rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. Artinya ada selisih dua persen [dari saat janji kampanye]. Ini menunjukkan pemerintah gagal merealisasikan janji kampanye,” kata Adang.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto