Menuju konten utama

Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019 Dapat Diamati dari Indonesia

Gerhana bulan sebagian di wilayah Indonesia terjadi mulai pukul 1.42 WIB pada 17 Juli 2019.

Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019 Dapat Diamati dari Indonesia
Foto kombo fase Gerhana Bulan Total atau "Blood Moon" terlihat dari kawasan Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (28/7/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Gerhana bulan sebagian bakal terjadi di wilayah Indonesia pada Rabu (17/7/2019) dini hari, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dikutip dari laman BMKG, gerhana bulan sebagian bakal berlansung mulai pukul 1.42 WIB dan berakhir pukul 07.19 WIB.

Gerhana Bulan merupakan peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Sedangkan gerhana bulan sebagian terjadi katika sebagian bulan berada di umbra dan sebagian lainnya berada di penumbra.

Proses gerhana bulan diawali dengan bulan masuk penumbra Bumi pada pukul 01:43:53 WIB. Biasanya mata awam sukar membedakan apakah sudah terjadi gerhana atau belum.

Lalu, bulan mulai memasuki umbra Bumi pukul 03:01:43 WIB. Saat ini, gerhana mulai relatif mudah dilihat dengan mata telanjang.

Selanjutnya tengah gerhana mulai terjadi pada pukul 04:30:43 WIB yang mana merupakan waktu puncak fase gerahan bulan sebagian.

Mulai pukul 05:59:39 WIB, bulan mulai keluar umbra bumi. Saat itu wajah Bulan kembali Purnama, tetapi kecerlangannya belum kembali normal karena masih dalam tahap gerhana bulan penumbra.

Proses gerhana bulan akan berakhir pada pukul 07:17:36 WIB saat bulan keluar penumbra Bumi.

Dikutip dari lama Planetarium Jakarta, fenomena gerhana bulan sebagian ini dapat dilihat oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan peristiwa ini aman dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu binokuler (kekeran) atau teleskop.

Fenomena gerhana bulan sebagian kali ini termasuk dalam seri Saros 139 (ke 21 dari total 79 kali pada seri tersebut). Seri ini bermula pada tanggal 9 Desember 1658.

Dalam hal ini, gerhana seri Saros 139 berikutnya (yang ke 22) akan terjadi sekitar 18 tahun lagi, yaitu pada tanggal 27 Juli 2037. Hanya saja, masyarakat di wilayah Indonesia sama sekali tidak dapat menikmatinya. Hanya dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayah benua Amerika.

Terakhir pada seri Saros 139 ini adalah pada tanggal 13 April 3065 (ke-79). Rentang waktu serinya sekitar 1406,35 tahun. Terdiri dari 37 gerhana penumbra, 15 gerhana sebagian, 27 gerhana total.

Gerhana bulan sebagian yang terjadi pada 17 Juli merupakan seri Saros 139 dan akan berlangsung sekitar 2 jam 58 menit. Pada seri ini yang terlama baru akan terjadi nanti pada tanggal 7 Agustus 2055 selama rentang 3 jam 23 menit.

Fenomena ini dapat diamati di bagian utara, tengah, dan tenggara Asia, serta Australia. Keseluruhan proses gerhana dapat diamati dari bagian barat Asia, Samudra Hindia, sebagian besar Afrika, bagian timur Samudera Atlantik dan bagian tengah Eropa.

Jadwal Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019

Waktu Indonesia Barat

  • Gerhana mulai pukul 01.42 WIB
  • Gerhana Sebagian mulai pukul 3.01 WIB
  • Puncak Gerhana pukul 4.30 WIB
  • Gerhana Sebagian berakhir pukul 6.00 WIB
  • Gerhana berakhir pukul 7.19 WIB

Waktu Indonesia Tengah

  • Gerhana mulai pukul 02.42 WITA
  • Gerhana Sebagian mulai pukul 4.01 WITA
  • Puncak Gerhana pukul 5.30 WITA
  • Gerhana Sebagian berakhir pukul 7.00 WITA
  • Gerhana berakhir pukul 8.19 WITA

Waktu Indonesia Timur

  • Gerhana mulai pukul 03.42 WIT
  • Gerhana Sebagian mulai pukul 5.01 WIT
  • Puncak Gerhana pukul 6.30 WIT
  • Gerhana Sebagian berakhir pukul 8.00 WIT
  • Gerhana berakhir pukul 9.19 WIT

Daftar Gerhana di Tahun 2019

  • Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
  • Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
  • Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
  • Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 yang dapat diamati dari Indonesia
  • Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 yang dapat diamati dari Indonesia.

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH