tirto.id - Gempa susulan masih terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai hari ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sampai dengan 16 Agustus 2018 gempa susulan terjadi hampir sebanyak 700 kali di wilayah tersebut.
“Hingga tanggal 16 Agustus 2018 pukul 05.00 WITA tadi telah terjadi 698 gempa susulan dari gempa M=7.0 (5 Agustus 2018), dan 25 diantaranya gempa dirasakan,” demikian keterangan BMKG, Kamis (16/8/2018).
Sebelumnya pada 15 Agustus, telah terjadi gempa susulan yang dapat dirasakan oleh masyarakat di Lombok Timur sekitar pukul 16.04 WIB. BMKG menyatakan gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,7 dan berpusat di laut pada kedalaman 10 kilometer.
Lokasi pusat gempa susulan tersebut berada pada 31 km arah timur laut Lombok Timur atau di koordinat 8.23 LS dan 116.6 BT. Getaran gempa ini terbilang ringan karena dirasakan dalam skala II MMI di Lombok Timur.Pulau Lombok dilanda gempa dengan kekuatan 7 SR pada Minggu, 5 Agustus lalu, berdampak hingga Sumbawa dan Bali. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah korban jiwa akibat gempa besar tersebut sampai kini terus bertambah.
Tercatat hingga Rabu (15/8/2018), gempa telah menyebabkan 460 orang meninggal dunia. Sebaran korban meninggal dunia adalah di Lombok Utara 396 orang, Lombok Barat 39 orang, Lombok Timur 12 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Denpasar 2 orang.
“Korban luka-luka tercatat 7.773 orang, dengan rincian 959 orang luka berat dan rawat inap dan 6.774 orang luka ringan atau rawat jalan,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis resmi yang diterima Tirto, Rabu (15/8/2018).
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban jiwa ini masih bisa bertambah mengingat Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban longsor di Dusun Dompu Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Diduga, ada 4 orang yang tertimbun longsor.
Selain di Dusun Dompu, tim SAR juga mengevakuasi korban di Dusun Busur Timur Desa Rempek Kecamatan Gangga, Lombok Utara yang diduga masih ada satu orang tertimbun reruntuhan bangunan, dan beberapa laporan dari masyarakat.
Editor: Yuliana Ratnasari