tirto.id - Gempa hebat berkekuatan 7,0 SR mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) malam sekitar pukul 19.46 Wita. BMKG pun sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami, beberapa saat setelah gempa terjadi, dan diakhiri pukul 21.25 WITA.
Berdasarkan pantauan dari BMKG, masih terjadi beberapa gempa susulan hingga Senin (6/8/2018) pagi ini. Terakhir, yakni pukul 07.28 WIB, BMKG mencatat adanya gempa susulan dengan kekuatan 5,4 SR.
Pusat gempa berlokasi di 12 kilometer barat daya Lombok Utara, NTB dengan kedalaman 10 kilometer. Meski tidak berpotensi tsunami, getaran gempa ini dirasakan hingga Mataram, Kuta, dan Denpasar.
#Gempa Mag:5.4, 06-Agu-18 07:28:19 WIB, Lok:8.46 LS, 116.20 BT (Pusat gempa berada di darat 12 km Barat Daya Lombok Utara), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) IV Mataram, II Kuta, II Denpasar #BMKGpic.twitter.com/XqSiGmr4k0
— BMKG (@infoBMKG) August 6, 2018
BMKG menyatakan, “hingga tanggal 6 Agustus 2018 pukul 08.00 WIB telah terjadi 132 susulan dari gempa M=7.0 (5 Agustus 2018).” Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 gempa susulan tersebut sempat dirasakan cukup kuat.
Ada pun gempa dengan skala di atas 5 SR juga terjadi usai gempa 7 SR di Lombok, sekitar pukul 23.49 WIB. Berkekuatan 5,1 SR, gempa berpusat di sekitar 21 kilometer barat laut Lombok Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi yang mengguncang Lombok pada Minggu malam telah mengakibatkan 82 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, serta ribuan rumah mengalami kerusakan.
Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang.
Selain itu, ada ratusan korban yang luka-luka kebanyakan dirawat di luar Puskesmas dan luar rumah sakit. Hal ini disebabkan kondisi bangunan yang rusak dan kekhawatiran akan ada gempa susulan.
Ribuan rumah juga mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman akibat gempa berkekuatan 7 SR tersebut. Diperkirakan korban terus bertambah dan jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
“Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto, Senin.
Editor: Yuliana Ratnasari