Menuju konten utama

Gempa Sulbar 2021, Update Gempa Mamuju, Majene Terkini Menurut BMKG

Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa di Majene dan Mamuju hingga Senin 18 Januari 2021 pagi pukul 08.00 WIB tercatat sebanyak 38 kali gempa.

Gempa Sulbar 2021, Update Gempa Mamuju, Majene Terkini Menurut BMKG
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pasca gempa magnitudo 6,2.

Menurut Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju.

"Tidak benar jika beredar teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin. Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoaks)," ujar Daryono.

Menurutnya, gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.

"Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa di Majene dan Mamuju hingga Senin 18 Januari 2021 pagi pukul 08.00 WIB tercatat sebanyak 38 kali gempa," katanya.

Sehingga menurut Daryono, masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.

Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada1969.

Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami," katanya.

Sebeb, menurut Daryono, hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat.

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.

"Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoaks), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA SULBAR atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH