tirto.id -
Salah satu korban, Muhammad Syarief (28) mengaku belum menerima bantuan sejak gempa dan tsunami, Sabtu (29/9/2018). Padahal, kamp pengungsian banyak berdiri di daerah Petobo.
"Di Petobo banyak tempat pengungsian. Bantuan belum masuk," kata Syarief kepada Tirto, Selasa (2/10/2018).
Syarief mengaku, dirinya menjauh dari daerah Petobo karena tidak ada listrik. Ia menginformasikan para korban bencana memerlukan bantuan berupa makanan, obat-obatan, serta air bersih. Ia berharap bantuan bisa segera segera dikirimkan untuk korban di Petobo.
Hingga saat ini, bantuan terus berusaha dikirimkan pemerintah kepada korban gempa dan tsunami. Namun, pemberian bantuan terkendala akibat penjarahan yang dilakukan warga demi mendapatkan bantuan.
Kementerian Sosial pun meminta bantuan untuk mencegah adanya penjarahan bantuan. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merespons dengan menambah pasukan.
Hadi mengirimkan tiga batalion tambahan mengawal bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Pengawalan dilakukan dari pintu masuk daerah bencana yaitu Parigi sebelah utara hingga Mamuju di sebelah selatan.
"Hari ini kita laksanakan pengamanan kepada seluruh sektor termasuk pintu masuk dari Parigi sebelah Utara dan Mamuju di sebelah selatan untuk memberikan rasa aman akses masuk," kata Hadi di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (2/10/2028).
Dari catatan BNPB per 1 Oktober, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 844 orang.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri