Menuju konten utama

Gempa Bumi di Lombok Bisa Tingkatkan Pengangguran dan Kemiskinan

Dampak gempa bumi Lombok berpotensi menambah angka pengangguran dan kemiskinan. 

Gempa Bumi di Lombok Bisa Tingkatkan Pengangguran dan Kemiskinan
Seorang warga berada dekat puing-puing rumahnya yang roboh pascagempa di Dusun Labuan Pandan Tengak, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Gempa bumi yang mengguncang Lombok diprediksi bisa meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah tersebut, menurut analisis Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh.

Ahyar menilai, dampak ekonomi dari bencana gempa bumi ini akan sangat terasa di perkotaan yang ditopang sektor jasa dan perdagangan. "Apalagi kita di kota yang memiliki potensi unggulan dalam bidang jasa, perdagangan dan perhotelan sudah pasti memberikan pengaruh serta dampak besar terhadap hal itu," kata Ahyar usai memimpin upacara HUT ke-25 Kota Mataram, Jumat (31/8/2018).

Lantaran itu, untuk mengantisipasi peningkatan pengangguran dan kemiskinan, Ahyar mengaku pemerintah kota segera melakukan kajian-kajian selama masa transisi pascagempa bumi. Kajian-kajian yang akan dilakukan terkait program meyakinkan masyarakat, wisatawan dan investor bahwa daerah ini akan segera pulih kembali seperti biasa.

"Dengan demikian, mereka tidak lagi khawatir untuk datang dan berinvestasi ke daerah ini terutama Kota Mataram," ujarnya.

Langkah lain adalah program pemberdayaan ekonomi kerakyatan kepada masyarakat korban gempa bumi, terutama masyarakat yang rumahnya rusak berat dan kehilangan pekerjaan.

"Tujuannya, agar masyarakat bisa bangkit menata hidup secara mandiri dengan berbekal keterampilan yang dimiliki," katanya.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja setempat sebelumnya mencatat angka pengangguran di Kota Mataram mencapai sekitar 12 ribu. Sedangkan data angka kemiskinan dari Bappeda setempat tercatat 9,55 persen.

Menurutnya, untuk mengembalikan semangat dan kepercayaan masyarakat serta dunia luar terhadap kondisi daerah yang akan membaik tentu membutuhkan kerja keras sehingga diperlukan kerja sama semua pihak.

"Kita harus mampu menyakinkan dunia luar bahwa daerah ini sudah kembali aman, sehingga peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan tidak mengalami kenaikan signifikan," katanya.

Lebih jauh, wali kota menyebutkan, memasuki usia seperempat abad Kota Mataram telah menunjukkan perkembangan yang cukup progresif di berbagai bidang.

Di sisi ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram saat ini berada pada angka 8,12 persen, dengan laju pertumbuhan investasi sebesar 16,54 persen semakin menguatkan struktur perekonomian Kota Mataram sebagai kota dengan struktur jasa (service city).

"Laju inflasi sebagai indikasi stabilnya perekonomian pun berhasil dipertahankan pada angka 3,59. Semoga bencana gempa bumi tidak terlalu berpengaruh terhadap apa yang telah kita capai," katanya.

Dikatakan, upaya pemulihan pascabencana ini tentu bukan hal mudah dan tidak membutuhkan waktu sebulan dua bulan saja. Bahkan bukan tidak mungkin, akan ada lagi hambatan dan rintangan yang harus kita hadapi di masa depan.

"Namun kami percaya, ikatan persatuan dan persaudaraan di Kota Mataram sangat erat, sehingga bahu membahu kita akan kembali memulihkan kondisi Kota Mataram seperti sedia kala, bahkan lebih baik lagi," katanya.

Baca juga artikel terkait GEMPA LOMBOK

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Agung DH