tirto.id - Daging domba dan kambing bisa menjadi alternatif protein hewani yang lebih sehat dibandingkan daging sapi. Daging kambing juga tidak menyebabkan kolesterol dan darah tinggi.
Untuk itu, produksi daging domba dan kambing harus digalakkan untuk mengatasi ketergantungan masyarakat pada daging sapi.
Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo kepada wartawan di halaman belakang Istana Bogor, Sabtu, (27/06/2016).
"Domba dan kambing berkembang biak cepat sekali, jadi alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan protein. Ini perlu didorong," kata Presiden.
"Saya sering makan sate kambing, tapi kolesterol saya rendah. Kecuali kalau makannya jeroannya," sambungnya di depan peserta temu wicara yang diinisiasi Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) ini.
Presiden mengungkapkan ternak kambing dan domba tidak membutuhkan lahan yang luas seperti ternak sapi, sedangkan kandungan proteinnya justru lebih bagus, karena protein pada domba sekitar 20-27 persen sementara sapi 20-24 persen.
Saat temu wicara, salah satu peternak dari Kota Batu, Jawa Timur, menyebutkan ada penilaian yang salah bahwa daging kambing merupakan pemicu penyakit darah tinggi.
Peternak itu minta pemerintah untuk melakukan sosialisasi bahwa daging kambing tidak dijadikan "kambing hitam" penyakit darah tinggi.
"Kalau yang dimakan dagingnya saja tidak apa-apa, kecuali jika makannya jeroannya," kata peternak tersebut.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan pemerintah kini fokus pada Swasembada Protein Hewani, tidak hanya fokus pada swasembada daging sapi saja.
Menurut Amran, populasi domba dan kambing pada 2011-2015 tumbuh rata-rata 5,8 persen per tahun. "Pada 2015, populasi ternak mencapai 36 juta ekor," kata Mentan.
"Perkembangan domba saat ini semakin baik. Jumlah domba di Indonesia mencapai 17 juta ekor dan kambing 19 juta ekor. Insya Allah tahun depan kami mendorong untuk ekspor," ujar Amran.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra