Menuju konten utama

Gelombang Laut Capai 6 Meter, Masyarakat Yogyakarta Diimbau Waspada

Peningkatan gelombang laut mencapai 3-6 meter di pesisir selatan Yogyakarta diperkirakan terjadi hingga 22 Juli mendatang.

Gelombang Laut Capai 6 Meter, Masyarakat Yogyakarta Diimbau Waspada
Sejumlah pengunjung hanya bisa bermain di pinggir pantai akibat cuaca buruk dikawasan wisata pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Minggu (31/12). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Tinggi gelombang laut di pantai selatan Provinsi DI Yogyakarta pada Kamis (19/7/2018) berpotensi mencapai 3-6 meter. BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan gelombang laut yang tinggi di pesisir selatan sejak 17 Juli sampai 22 Juli mendatang.

“Waspadai peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar pantai, nelayan di laut dan wisatawan di pantai selatan Yogyakarta,” demikian imbauan BMKG Yogyakarta dalam Laporan Situasi Gelombang Pasang yang diterima Tirto, Kamis.

Karenanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, nelayan diimbau untuk sementara waktu tidak melaut. Selain itu, BMKG juga meminta kepada wartawan untuk tidak mandi di laut hingga tinggi gelombang laut kembali kondusif.

Dari laporan BMKG, gelombang tinggi pada Kamis hari ini telah menyebabkan satu rumah yang berjarak 500 meter dari bibir Pantai Trisik, Kulon Progo, terkenan luapan air pasang dengan ketinggian sekitar 60 centimeter.

Sementara di Kabupaten Gunungkidul, daftar wilayah yang rawan gelombang tinggi ini antara lain: Pantai Somandang, Pantai Ngandong, Pantai Drini, Pantai Sepanjang, Pantai Song Mandeng, Pantai Baron, Pantai Pok Tunggal, Pantai Krakal, Pantai Kukup, dan Pantai Sundak.

Gelombang tinggi yang terjadi di sepanjang pantai selatan Gunungkidul tersebut juga menyebabkan puluhan gasebo hingga lapak di objek wisata mengalami kerusakan.

Koordinator Sarsatlinmas Wilayah II Gunung Kidul Marjono mengatakan gelombang pasang menerjang Pantai Somedang yang mengakibatkan 15 gasebo rusak, dua gasebo di Pantai Ngandong roboh, tiga lapak pedagang rusak, dan empat warung dinding tembok jebol.

"Gelombang pasang mulai terjadi sejak pukul 01.00 WIB dini hari hingga menjelang pagi," kata Marjono seperti dilansir Antara, Kamis.

Selain itu, di Pantai Drini gelombang pasang menyebabkan lima kapal milik nelayan rusak, satu gasebo hilang terbawa arus gelombang, satu lapak pedagang roboh, dan satu set alat tangkap juga hilang.

"Untuk kerusakan di Pantai Sepanjang menimpa dua gasebo milik warga," katanya menambahkan.

Peningkatan gelombang tinggi di pesisir selatan Yogyakarta ini diperkirakan dampak dari siklon tropis "Son Tinh" di Laut China Selatan. BMKG menjelaskan siklon tropis pada 17 Juli lalu, tepat di sebelah barat Laut Filipina.

“Meski lokasinya cukup jauh, siklon tersebut mampu meningkatkan kecepatan angin hingga lebih dari 35 kilometer per jam di laut selatan Jawa,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Agus Sudaryatno, Rabu (18/7/2018)

Ia mengatakan berdasarkan perkiraan BMKG, siklon tersebut akan berdampak pada tinggi gelombang di pesisir selatan Yogyakarta hingga 22 Juli 2018. Tinggi gelombang pada Rabu diperkirakan mencapai 2-3,5 meter dan paling tinggi pada 20 Juli yang diperkirakan mencapai 2-6 meter.

Baca juga artikel terkait GELOMBANG AIR LAUT atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari