Menuju konten utama

Gelaran IAF Dimanfaatkan RI Perkuat Kerja Sama dengan Afrika

Indonesia siap bermitra dengan negara-negara Afrika, khususnya di sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral.

Gelaran IAF Dimanfaatkan RI Perkuat Kerja Sama dengan Afrika
Menlu Retno Marsudi menyampaikan keterangan ke hadapan media di sela pertemuan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Senin (02/09/2024). tirto.id/Sandra Gisela

tirto.id - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mengatakan gelaran Indonesia Africa Forum (IAF) difungsikan sebagai kendaraan untuk memperkuat kemitraan Indonesia dengan Afrika. Terutama, dalam melihat hubungan historis yang terbangun kokoh sejak 1955 dan potensi Afrika untuk berkembang menjadi continent of the future di masa yang akan datang.

“Afrika diproyeksikan menjadi continent of the future atau kontinen masa depan. Peluang kerja samanya sangat besar,” ungkap Retno Marsudi saat konferensi pers Indonesia Africa Forum, Bali, Senin (02/09/2024).

Diungkapkan pula oleh Menlu Retno, pertumbuhan ekonomi Afrika mencapai 4% yang melampaui ekonomi dunia yang tumbuh sekiranya 2,7%. Selain itu, Afrika mempunyai bonus demografi dengan jumlah penduduk usia muda yang besar, serta sumber daya alam, terutama mineral yang melimpah.

“Sejauh ini telah terdapat beberapa kerja sama bisnis Indonesia-Afrika yang sudah berjalan, di antaranya ekspor vaksin ke 41 negara Afrika, pembangunan pabrik mi instan di Nigeria, dan pengolahan minyak atsiri di Zanzibar,” terang Retno.

Dalam IAF sendiri, Retno mengungkapkan adanya penguatan kerja sama ekonomi yang telah dilakukan, seperti diterbitkannya nota kesepahaman (MoU) pengembangan geothermal antara PLN (Indonesia) dengan TANESCO (Tanzania), serta kerja sama bidang farmasi antara Biopharma dengan Natarm (Zimbabwe).

Selain itu, terdapat letter of intent antara PTDI dengan AD Trade tentang pembelian dan perawatan pesawat oleh Republik Demokratik Kongo dan Senegal.

“Afrika terlalu besar untuk tidak menjadi perhatian kita dan Indonesia menyatakan siap bermitra dengan negara-negara Afrika, khususnya di sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral,” tegas Retno.

Selain itu, Retno juga menjamin bahwa kerja sama dengan Afrika akan berkelanjutan di masa mendatang. Dipaparkan olehnya, dalam hubungan Indonesia dan Afrika, terdapat elemen kerja sama pembangunan (development cooperation) dalam bentuk program, pembangunan kapasitas, dan bantuan teknis yang punya tujuan untuk memberdayakan Afrika.

“Selama Bapak Presiden (Jokowi) bertemu, yang banyak diminta adalah capacity building di bidang kelapa sawit. Beberapa negara sudah menunjukkan keinginannya untuk bergabung dengan CPOPC (Council of Palm Oil Producing Countries),” tuturnya.

Diskusi Panel sesi IV IAF II

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) menyampaikan pandangannya bersama Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Mesir Amr Ahmed Samih Talaat (keempat kanan), Minister Secretary General of the Government Guinea Tamba Benoit Kamano (keempat kiri), Special Envoy for G20 Bali Global Blended Finance Alliance Mari Elka Pangestu (ketiga kiri), Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi (kedua kiri), Direktur Institutional Banking BNI Munadi Herlambang (kanan), CEO Ibex Technologies and Promotion Ezedin Kamil (kedua kanan), CEO Aruna Farid Naufal Aslam (ketiga kanan) dan moderator Wahyu Wiwoho (kiri) saat Diskusi Panel sesi IV Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Diskusi panel tersebut bertema Economic transformation, Exploring the Impact and Opportunities of Digital Innovation in Indonesia and Africa. ANTARA FOTO/Media Center IAF II-HLF MSP/Fikri Yusuf/nym.

Bersamaan dengan itu, untuk memaksimalkan dampak kerja sama, Retno mengatakan format kerja sama Indonesia-Afrika mulai beranjak dari bilateral menjadi triangular.

Ini berarti kerja sama akan melibatkan tiga pihak sekaligus, yaitu dua negara selatan dan pihak ketiga seperti negara maju atau organisasi multilateral.

“Kalau kita hanya mendekatinya dari bilateral, impact-nya mungkin kurang besar. Oleh karena itu, kita sudah bicaranya untuk triangular," jelas Retno.

Retno mengakui sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, perihal kerja sama triangular dengan Afrika, serta akan berdiskusi dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) untuk memperkuat kerja sama triangular ini.

Di sisi lain, pada Selasa (3/09/2024), akan diadakan pertemuan Konsul Kehormatan Indonesia di Afrika yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury, untuk membahas lebih lanjut tentang hubungan diplomasi Indonesia-Afrika.

Baca juga artikel terkait KONFERENSI TINGKAT TINGGI KTT atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Bisnis
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Bayu Septianto