Menuju konten utama

Gejala dan Penyebab Penyakit Emfisema

Emifisima adalah jenis dari PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.

Gejala dan Penyebab Penyakit Emfisema
Ilustrasi Kanker paru-paru

tirto.id - Emfisema adalah penyakit paru-paru yang menyebabkan sesak napas sehingga sulit bernapas. Penyakit ini tidak terjadi secara mendadak, namun berkembang selama bertahun-tahun.

Setelah penyakit ini terjadi, bagian paru yang telah rusak tidak dapat kembali ke kondisi semula. Berikut ini adalah pengertian, gejala, dan penyebab dari penyakit emifisema.

Dikutip MedlinePlus, Emifisima adalah jenis dari PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.

Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Emfisema membuat pernapasan menjadi sulit. Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan batuk kronis dan kesulitan bernapas saat berolahraga.

Selanjutnya dilansir dari Mayoclinic, saat menghembuskan napas, alveoli yang rusak tidak bekerja dengan baik dan udara yang lama tetap berada di dalam. Sehingga tidak ada ruang untuk masuknya oksigen baru yang segar.

Sebagian besar orang yang menderita emifisema juga menderita penyakit bronkitis. Emifisema dan bronkitis adalah dua kondisi yang menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Dan pengobatan tidak bisa menyembuhkan atau mengembalikan kerusakan, hanya dapat memperlambat perkembangan dari penyakit tersebut.

Gejala pada penyakit emifisema adalah sesak napas, biasanya dimulai secara bertahap. Sehingga Anda dapat menderita emifisema selama bertahun–tahun tanpa mengetahui akan adanya penyakit ini. Sesak napas juga akan muncul walau pada saat istirahat.

Penyebab penyakit utama emifisema adalah terkenanya polusi udara dalam jangka waktu yang panjang atau lama seperti, asap rokok/tembakau, merokok ganja, polusi udara, dan asap kimia/debu.

Orang yang menderita emifisema akan menderita penyakit komplikasi seperti, pneumotoraks yang berarti pengempulan udara atau gas dalam rongga pleura. Penyakit ini sangat berbahaya bagi penderita emifisema.

Selain itu, emifisema juga berpotensi terhadap masalah jantung. Emifisema dapat meningkatkan tekanan di arteri, yang menghubungkan paru–paru dan jantung.

Sehingga dapat menyebabkan kondisi jantung melemah. Selain itu, penyakit ini juga menimbulkan lubang pada paru–paru, menyebabkan risiko pneumotoraks.

Berikut adalah faktor faktor yang meningkatkan resiko terkena penyakit emifisema, dikutip dari Mayoclinic:

1. Merokok

Emfisema paling mungkin terjadi pada perokok. Perokok cerutu dan pipa juga rentan mengalami penyakit ini.

2. Umur

Meskipun kerusakan paru-paru yang terjadi pada emfisema berkembang secara bertahap, kebanyakan orang dengan emfisema terkait tembakau mulai mengalami gejala penyakit antara usia 40 dan 60 tahun.

3. Perokok pasif

Asap bekas yang berasal dari asap tembakau pasif atau lingkungan, adalah asap yang secara tidak sengaja Anda tarik. Berada di dekat perokok dinilai bisa meningkatkan risiko emfisema.

4. Debu di tempat kerja

Jika Anda menghirup asap dari bahan kimia tertentu atau debu dari biji-bijian, kapas, kayu atau produk pertambangan, Anda lebih mungkin mengembangkan emfisema. Risiko ini bahkan lebih besar jika Anda merokok.

5. Polusi dalam dan luar ruangan

Menghirup polusi dalam ruangan, seperti asap dari bahan bakar pemanas, serta polusi luar ruangan-misalnya knalpot mobil-meningkatkan risiko emfisema.

Baca juga artikel terkait SAKIT PARU-PARU atau tulisan lainnya dari Yudha Najib

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yudha Najib
Penulis: Yudha Najib
Editor: Alexander Haryanto