Menuju konten utama

Gejala COVID-19 Varian Baru Delta, Alpha, Beta di Indonesia

Kenali tiga varian baru COVID-19 yang ada di Indonesia, Alpha, Delta, dan Beta.

Gejala COVID-19 Varian Baru Delta, Alpha, Beta di Indonesia
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Varian baru COVID-19 yang disebut Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), dan Delta (B.1.617.2) sudah menyebar di Indonesia.

Kepala bidang pengembangan profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan virus COVID-19 yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan varian Delta yang berasal dari India.

Jenis ini, kata dia, memiliki mutasi atau penyebaran yang lebih cepat walaupun virulensi atau keganasannya relatif lebih rendah.

Masda menegaskan, varian inilah yang mendorong hampir empat provinsi di pulau Jawa kini menjadi zona merah kembali.

Sementara itu, untuk wilayah Bali, tidak terjadi lonjakan, namun berdasarkan temuan terakhir pada orang meninggal akibat COVID-19, ternyata diakibatkan varian B.1.351 asal Afrika Selatan.

Pada Mei 2021, Kemenkes juga menyatakan varian Alpha juga sudah ditemukan di Indonesia dan saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan oleh orang dari berbagai negara.

Virus COVID-19 Varian Alpha (B.1.1.7)

Dilansir Mayo Clinic, varian COVID-19 ini menyebar lebih mudah dan lebih cepat. Varian B117 memperlihatkan karakteristik hilangnya gen 69 dan 70 yang membuat virus baru itu mempunyai kemampuan replikasi dan penularan dua kali lebih cepat.

Mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 itu terjadi karena kemampuan berkembang biak di dalam tubuh manusia sebagai inang untuk mereplikasi diri.

Dilansir New Scientist, gejala corona B117 sebagian besar sama dengan gejala yang sebelumnya dikaitkan dengan COVID-19, seperti batuk terus-menerus dan demam.

Jika Anda terinfeksi B117, risiko komplikasi Anda tetap sama. B117 tidak memiliki tingkat kematian atau tingkat gejala yang lebih tinggi dan kisaran gejala tampaknya sama dengan versi virus yang lebih umum yang telah beredar sejak awal 2020.

Virus COVID-19 Varian Beta (B.1.351)

Pada Desember 2020, ditemukan varian Beta di Afrika Selatan. Varian ini muncul dengan jumlah mutasi yang luar biasa besar di Afrika Selatan.

Karena varian tersebut menyebar lebih cepat daripada varian virus Alpha dan kemungkinan besar memicu adanya gelombang kedua pandemi di negara tersebut.

Dilansir Wall Street Journal, para ilmuwan yang mengurutkan genom Beta mengatakan, virus ini memiliki mutasi N501 yang menyebabkan varian ini lebih menular.

Varian Afrika Selatan juga memiliki beberapa mutasi penting lainnya yang telah mengubah bentuk protein lonjakan virus.

Beberapa mutasi ini, termasuk yang dikenal sebagai E484K, telah membuat varian lebih resisten terhadap antibodi yang dipicu oleh infeksi COVID-19 sebelumnya atau vaksin COVID-19 tertentu.

Gejala yang dilaporkan dalam varian ini, mirip dengan gejala-gejala yang sudah menyebar sebelumnya.

Virus COVID-19 Varian Delta (B.1.617.2)

COVID-19 varian Delta adalah salah satu jenis mutasi virus corona COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia.

Varian ini diteliti oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) berdasarkan kasus di Kudus, Jawa Tengah.

Menurut hasil penelitian UGM, ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) dari COVID-19.

Gejala umum virus corona COVID-19 yang dilaporkan sejak awal pandemi adalah hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus-menerus, dan demam. Akan tetapi, dilansir Sky News, gejala COVID-19 yang dilaporkan saat ini mulai mengalami perubahan.

Menurut data yang dikumpulkan oleh ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek sekarang dianggap sebagai gejala paling umum, alih-alih batuk dan kehilangan penciuman atau indera perasa.

COVID-19 varian Delta sekarang merupakan 91% dari kasus baru di Inggris. Lantas, apa saja gejala paling umum dari varian Delta?

Menurut Prof Spector dari ZOE, sakit kepala sekarang merupakan gejala yang paling banyak dilaporkan, diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Batuk lebih jarang terjadi, masuk dalam gejala yang paling banyak dilaporkan kelima dan hilangnya rasa atau bau bahkan tidak masuk ke dalam 10 besar.

Data menunjukkan varian Delta "sebenarnya jauh lebih menular daripada yang diperkirakan banyak ahli" dengan perkiraan terbaru menunjukkan sekitar dua kali lebih menular dari varian lainnya.

Baca juga artikel terkait COVID-19 VARIAN BARU atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya