tirto.id - COVID-19 varian Delta adalah salah satu jenis mutasi virus corona COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia.
Varian ini diteliti oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) berdasarkan kasus di Kudus, Jawa Tengah.
Menurut hasil penelitian UGM, ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) dari COVID-19.
“Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta," ujar dr. Gunadi, Ketua Tim Peneliti, dikutip laman Kemenkes.
dr. Gunadi juga menambahkan hipotesanya dengan penelitian terbaru dari The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien.
“Semakin tua pasien COVID-19 maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut,” terangnya.
Gejala COVID-19 Varian Delta
Gejala umum virus corona COVID-19 yang dilaporkan sejak awal pandemi adalah hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus-menerus, dan demam. Akan tetapi, dilansir Sky News, gejala COVID-19 yang dilaporkan saat ini mulai mengalami perubahan.
Menurut data yang dikumpulkan oleh ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek sekarang dianggap sebagai gejala paling umum, alih-alih batuk dan kehilangan penciuman atau indera perasa.
COVID-19 varian Delta sekarang merupakan 91% dari kasus baru di Inggris. Lantas, apa saja gejala paling umum dari varian Delta?
Menurut Prof Spector dari ZOE, sakit kepala sekarang merupakan gejala yang paling banyak dilaporkan, diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
Batuk lebih jarang terjadi, masuk dalam gejala yang paling banyak dilaporkan kelima dan hilangnya rasa atau bau bahkan tidak masuk ke dalam 10 besar.
1. Flu berat
Untuk populasi yang lebih muda, tertular COVID-19 terasa lebih seperti "flu buruk" yang menyebabkan beberapa orang "masih pergi ke pesta dan bisa menyebarkannya ke sekitar enam orang lainnya", Prof Spector menjelaskan.
Data menunjukkan varian Delta "sebenarnya jauh lebih menular daripada yang diperkirakan banyak ahli" dengan perkiraan terbaru menunjukkan sekitar dua kali lebih menular dari varian aslinya.
2. Tidak Enak Badan
Prof Spector juga mencatat "perasaan tidak enak badan" saat ini bisa menjadi alasan untuk tetap tinggal di rumah.
Saat ini, gejala tidak enak badan bisa jadi salah satu ciri-ciri dari varian COVID-19 Delta, terutama pada anak-anak muda.
"Jadi jika merasa tidak enak badan, tetaplah di rumah selama beberapa hari sampai rasa tidak enak itu berlalu."
Jika Anda merasa atau mencurigai orang terdekat Anda memiliki COVID-19, mereka harus mengisolasi dan melakukan tes di klinik terdekat atau memesan layanan tes ke rumah.
Sembari para ilmuwan mengumpulkan lebih banyak data soal varian Delta, termasuk gambaran yang lebih jelas tentang gejala yang ditimbulkan, orang-orang tetap harus waspada terhadap gejala lain dari infeksi coronavirus, seperti batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau penciuman.
Editor: Addi M Idhom